Sekitar Persoalan Penghuni kubur
Rasulullah saw bersabda:
“Berilah hadiah mayit-mayitmu.” Kemudian kami (sahabat) bertanya: Apa
hadiah untuk mayit? Beliau menjawab: “Sedekah dan doa.” (Mafatihul
Jinan, pasal 10, hlm 570)
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya setiap Jum’at arwah orang-orang mukmin datang ke langit
dunia vertikal dengan rumah mereka, seraya masing-masing mereka
memanggil dengan suara yang sedih sambil menangis: wahai keluargaku,
anak-anakku, ayahku dan ibuku, kerabatku, sayangi kami niscaya Allah
menyayangi kalian dengan hadiah yang kalian berikan pada kami. Celaka
kami (karena harta kami), kami yang dihisab, orang lain yang mengambil
manfaat.”
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda:
“Masing-masing mereka memanggil kerabatnya: Sayangi kami dengan
dirham atau roti atau pakaian, niscaya Allah menyayangi kalian dengan
pakaian dari surga.” Kemudian Rasulullah saw menangis. Kami (sahabat)
pun ikut menangis, Rasulullah saw tak kuasa berbicara karena banyaknya
menangis. Kemudian beliau bersabda: “Mereka itu adalah saudara kalian
dalam agama, mereka hancur menjadi tanah setelah mereka (di dunia)
diliputi kesenangan dan kenikmatan. Mereka memanggil dengan seruan:
“Celaka kami, sekiranya kami dulu menginfakkan harta kami di jalan
ketaatan kepada Allah dan ridha-Nya, niscaya kami tidak butuh pada
kalian.” Lalu mereka pulang dengan kerugian dan penyesalan, dan mereka
berseru: Cepatlah kalian bersedekah untuk mayit kalian.”
Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq
(sa): Bolehkah kami berziarah pada orang-orang yang telah meningga?
Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka
mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab:
“Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan
kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang harus kami baca ketika
kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini. (lihat
doa berikutnya)
Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:
“Barangsiapa yang tidak mampu berziarah kepada kami (Ahlul bait),
maka hendaknya berziarah pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada
kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala berziarah kepada kami;
dan barangsiapa yang tidak mampu menyambung silaturahim pada kami, maka
hendaknya menyambung silaturahim pada orang-orang shaleh yang
berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala
menyambung silaturahim pada kami.”
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
“Barangsiapa yang mendatangi kuburan saudaranya yang mukmin, kemudian
meletakkan tangannya pada kuburannya, dan membaca surat Al-Qadar (7
kali), maka ia akan diselamatkan pada hari kiamat.” Dalam hadis yang
lain disebutkan: “dan menghadap ke kiblat.”
Syeikh Abbas Al-Qumi (ra) mengatakan: Pahala bacaan surat tersebut
untuk orang yang membacanya, juga untuk penghuni kubur yang diziarahi.
Karena hal ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain.
Makruh Ziarah kubur di malam hari
Tentang makruhnya ziarah ke kuburan orang-orang mukmin di malam hari,
Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar: “Jangan sekali-kali kamu
berziarah kepada mereka di malam hari.”
Adab dan doa ziarah kubur
Pertama: Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam.
Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq
(sa): Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau
menjawab: Ucapkan:
اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ اَنْتُمْ لَنَا فَرْطٌ وَنَحْنُ اِنْ شَآءَ اللهُ بِكُمْ
لاَحِقُوْنَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.
Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.
Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ اَهْلِ
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
مِنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ
لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ،
وَاحْشَـرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ
Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha illallâh , ya
ahla lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum qawla
lâ ilâha illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi
lâ ilâha illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî
zumrati man qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun
waliyullâh.
Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang
mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha
illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah
la ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah
dengan hak la ilaha illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha
illallah, dan himpunlah kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan
la ilaha illallah Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang memasuki
areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya
pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang
tuanya 50 tahun.”
Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat
padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit
pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah
memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat
Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”
Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ
Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan
seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ
وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ
يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ
يَتَوَلاَّهُ
Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa
amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an
rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.
Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya,
hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan
rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu,
dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.
Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan
orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu
tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan
tangan pada kuburannya dan membaca doa tersebut.
Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq
(sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga? Beliau
menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal
kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah,
mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran
kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada
mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini:
اللَّهُمَّ جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ صَاعِدْ
إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ لَقِّهِمْ مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ
إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا تَصِلُ بِهِ وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ
وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka arwâhahum, wa
laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ tashilu bihi
wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in
qadîr.
Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka,
sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu,
rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian
mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar