أَنَّ
ابْنَ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - أَخْبَرَهُ أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ
حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ - صلى
الله عليه وسلم (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Bahwasanya Ibnu Abbas RA
berkata memberitahukan bahwa berdzikir dengan mengangkat suara ketika
orang-orang selesai menunaikan shalat fardu itu ada pada zaman nabi Muhammad
SAW” (HR Al Bukhar dan Muslim).
Demikian juga berjabatan tangan
merupakan Sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW:
عَنِ
الْبَرَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ
يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا ».(رواه
احمد وابوداود والترمذي وابن ماجة)
Artinya: “Tidaklah dua orang Muslim
bertemu lalu berjabatan-tangan, kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosa
keduanya sebelum mereka berpisah” (HR Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu
Majah).
Dengan kedua keterangan ini maka
yang anda lakukan sudah benar dan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena
itu, tindakan ketua DKM yang melarang anda adalah perbuatan bid’ah sesat
menyesatkan. Kepada kaum Muslimin – terutama jamaah Masjid tersebut – wajib
menasehati dan menyadarkan ketua DKM tersebut. Dan jika tidak mau merubah
kelakuannya maka wajib menggantinya. Wallahu A’lam.
Pertanyaan: Di kala sekelompok orang
berdzikir bertasbih untuk mengingat Allah ada segelintir orang yang bilang “ini
bid’ah” apa yang harus saya lakukan pak Kyai? Apakah para sahabat, tabi’in
atau Ulama tidak ada yang pernah melakukannya?
Pak Kyai mohon penjelasan agar bisa mengobati rasa gundah kami pak Kyai,
Terima kasih. (Abdul Hannan).
Jawaban: Berdzikir berjama’ah itu
Sunnah hukumnya sesuai – antara lain – Hadis:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى
حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ
اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا
أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً
لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ
فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى
مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا
أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ
أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي
جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمْ
الْمَلَائِكَةَ.رواه مسلم
Artinya: “Mu’awiyah
keluar menuju satu riungan di Masjid. Ia bertanya kepada orang-orang: “Apa yang
mendorong kalian duduk berkumpul di sini ?”. Mereka berkata: “Kami duduk di
sini berdzikir kepada Allah”. Mu’awiyah bertanya lagi: “Benarkah tak ada yang
mendorong kalian duduk di sini selain dzikrullah ?”. Mereka menjawab: “Demi
Allah, tak ada yang mendorong kami duduk duduk di sini kecuali dzikrullah”.
Mu’awiyah berkata: “Sungguh, aku tidak menyumpah kalian karena ragu-ragu,
tetapi karena ada suatu kejadian pada Rasulullah SAW ketika beliau keluar tiba
tiba mendapatkan sahabatnya duduk-duduk dalam satu riungan. Rasulullah SAW
bertanya: “Apakah yang mendorong kalian melakukan hal ini ?”. Mereka menjawab:
“kami duduk-duduk bedzikir dan memuji Allah karena hidayah yang telah
diberikan-Nya kepada kami sehingga kami memeluk Agama Islam”. Nabi kemudian
bertanya: “Demi Allah kalian tidak duduk-duduk selain karena itu ?”. Mereka
menjawab: “Demi Allah kami tidak duduk-duduk kecuali karena itu”. Maka beliau
SAW bersabda: “Aku menyumpah kalian bukan karena ragu-ragu, melainkan karena
barusan Jibril datang kepadaku memberitahukan bahwa Allah Azza wa Jalla membanggakan
kalian semua di hadapan para Malaikat-Nya” (HR Muslim).
Rasulullah SAW bahkan
memerintahkan orang beriman agar mampir apabila ada majelis dzikir.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ
الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ
حَدِيثِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ.رواه الترمذي
Artinya: “Jika kalian melalui taman-taman Surga, singgahlah”. para
sahabat bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan taman-taman Surga itu ?”
Rasulullah SAW bersabda: “Riungan Dzikir”.(HR At Tirmidzi)
Berdasarkan
keterangan ini kita wajib berbaik sangka, para sahabat , tabi’in dan para Ulama Salaf pasti melakukannya. Dan itulah
yang kita dapatkan dari pendahulu kita secara turun-temurun. Maka apabila ada
orang mengatakan bid’ah kepada orang yang sedang dzikir berjama’ah, yang
sebaiknya anda lakukan adalah membaca isti’adzah (memohon perlindungan
kepada Allah dari gangguan Syetan) karena sesungguhnya ia adalah Syetan dalam
wujud manusia. Wallahu A’lam
KH Syarif Rahmat RA, SQ, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar