http://malaysfreecommunities.webs.com/allah%20muhammad.JPG

Selasa, 13 November 2012

apa manfaatmu??

APA MANFAATMU ?
 ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (البقرة:74)
Artinya: “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan” (Al Baqarah:74).
Ketika dicurahkan, air hujan jatuh di segala kawasan bumi tanpa kecuali. Tetapi kawasan bumi itu memang berbeda beda.  Tuhan menciptakan bebatuan itu beraneka ragam yang dengan keragamannya itu beragam pula fungsi dan manfaatnya. Di antara bebatuan ada yang mampu menampung air hujan dalam jumlah banyak sehingga ketika ia melepaskannya akan terciptalah sungai sungai yang mampu mengantarkan air tadi ke daerah yang sangat jauh. Di dalamnya hidup dan berbahagia segala jenis binatang bahkan ia merelakan dirinya dihuni oleh aneka jenis makhluk yang saling berseteru. Tak dihempaskannya seekor buaya pun ke daratan sebagaimana ia pun tak pernah mengecewakan seekor ikan. Lihatlah kebun kebun dialirinya hingga dari rumput yang paling kerdil sampai pohon raksasa yang tinggi dapat beroleh bahagia. Sungguh, ia tidak pernah membalas dendam kepada bangkai bangkai yang pernah mengotorinya. Ketahuilah, biasanya batu batu ini ada di gunung gunung dan terpendam di dataran tinggi. Keberadaan air yang tertimbun di dalamnya tak nampak dari luar karena tertutupi tanah yang amat tebal dan rimbunnya pepohonan. Jangan bertanya kepada orang kebanyakan sebab mereka tak akan mengetahuinya, bahkan jika engkau mengatakannya mereka tak akan mempercayainya.
 
Ada pula bebatuan yang hanya mampu menampung dalam ukuran sedang. Ia mungkin tidak tak pernah menyumbangkan apa yang dimilikinya, akan tetapi ia telah membuat orang yang melihat terhibur hatinya. Dapat pula ia memberi guna, hanya saja bagi mereka yang sengaja mendatanginya, sedangkan yang jauh tak pernah dapat memanfaatkannya.
Ada pula batu yang tak kuasa menahan derasnya hujan hingga dengan tetesannya ia hancur lalu larut dengan tanah bumi. Ia tak memberi manfaat bagi sesama, tidak pula memberikan keindahan bagi yang memandangnya. Meskipun demikian,  sekurang-kurangnya ia tidak menjadi pengganjal bagi orang orang yang hendak lalu di hadapannya, ia terima serta rela dg keadaan dan nasib dirinya.
Al Qur’an adalah firman Tuhan yang dicurahkan ke dalam hati ummat manusia secara merata, hanya memang terkadang jenis hatinya pula yang tiada sama. Di antara manusia ada yang diberi hati besar hingga dapat menampung banyak pesan-Nya dan suatu ketika bila tiba saatnya, ia akan mengalirkannya ke seluruh kawasan kehidupan tanpa menyisakan satu wilayah pun tak tersiram hikmahnya. Mereka yang beruntung mendapatkan kepercayaan ini adalah para  Auliya. Firman Tuhan tertanam begitu dalam di lubuk hatinya. Seorang Wali bukanlah mereka yang hanya pandai memainkan kata kata dalam menafsirkannya, bukan pula yang mampu menjawab pertanyaan lisan yang diajukan kepadanya. Seorang Wali adalah orang yang firman Tuhan telah menjadi pakaiannya, Syari’at Tuhan telah menjadi kesehariannya. Lalu bila saatnya tiba, mereka akan mengalirkannya ke tengah kehidupan manusia hingga jauh melewati batas batas yang selama ini menjadi sekat di tengah kehidupan mereka. Ia menginginkan kebahagiaan bagi semua, ia berharap kedamaian tercipta di dunia. Tetapi janganlah engkau bertanya tentang dirinya kepada orang-orang yang tak mengenalnya sebab yang akan engkau  dapatkan pasti hanya cela yang menodai kemuliaannya. Tidak perlu pula memujinya di hadapan mereka sebab mereka akan menganggapmu orang gila. Biarlah ia apa adanya, sebab ia sendiri tak meminta apa apa dari yang dilakukannya. Orang-orang seperti inilah yang layak mendapat sebutan “Putera Terbaik” bagi suatu bangsa. Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling berguna bagi sesama manusia”.
Ada pula di antara manusia yang dipercaya Tuhan untuk menaburkan bahagia bagi lingkungan sekitarnya. Ia memang tak dapat memberikan sumbangsih bagi suatu bangsa, namun perilakunya menciptakan kesejukan bagi orang di sekitarnya. Orang yang menjumpainya akan merasakan keteduhan dalam hatinya. Bagai sebuah pohon yang rindang yang siap menaungi siapa pun yang menghampirinya. Sungguh beruntung sebuah masyarakat yang bertetangga dengannya.
Tingkatan lainnya adalah manusia yang tersentuh hatinya kala mendengar firman Tuhan lalu diikuti dengan pengabdian dan kepasrahan terhadap kebijakan-Nya. Ia memang tak memberikan guna sama sekali bagi sesama, akan tetapi jiwanya tulus menerima taqdir-Nya, ia ikhlas mempersembahkan segala pengabdian kepada-Nya. Jadi, ia selamat dari kemarahan Allah terbebas dari tuntutan manusia.
Nasib paling buruk adalah orang-orang yang digambarkan di permulaan ayat yaitu mereka yang “hatinya keras bagaikan batu atau lebih keras dari itu”. Gambaran ini diberikan kepada manusia manusia yang telah mendengar firman Allah, namun ia tidak mau peduli dengan pesannya tidak pula merubah perilakunya. Mereka merupakan orang-orang yang dalam hatinya tidak ada keinginan memberi guna kepada sesama. Bagi mereka kebenaran adalah mengalahkan lawan bicaranya dan unggul hujjah-hujjahnya. Akibat yang ditimbulkannya memang menunjukkan akan kepandaiannya, namun tak manarik banyak orang untuk mengikutinya. Agama tak membuatnya indah dan menawan orang yang menyaksikannya apalagi membuat bahagia mereka.  
Adalah sebuah pertanyaan, adakah kita telah termasuk dalam salah satunya ?. bersyukurlah bila ternyata kita ada tempat di antara ketiganya. Tetapi bila tidak, memohonlah kepada Allah, sebab jangan jangan kita tak lebih baik dari makhluk piaraan yang diberi makan rumput oleh pemiliknya.
Hasbunallah
H. Syarif Rahmat RA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar