Dimaksud dengan Dzikir berjama’ah adalah menyebutkan
nama Allah secara bersama-sama dalam satu Majelis. Oleh karena itu bagaimana
kedudukan Dzikir berjama’ah dpat dilihat dari bagaimana pandangan Rasulullah
SAW tentang Majelis Dzikir.
لَا
يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمْ
الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ
وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Artinya:
“Tidaklah satu kaum duduk dalam satu Majelis berdzikir kepada Allah Azza
Wajalla kecuali mereka akan diliputi Malaikat dan diselimuti rahmat, turun
kepada mereka ketenangan serta Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para
Malaikat yang ada di sisi-Nya”. (HR Muslim)
yang
dapat dipahami secara langsung dari Hadis ini adalah bahwa Dzikir berjama’ah
itu sangat dianjurkan karena akan mendatangkan banyak kemuliaan di sisi Allah.
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي
الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ
آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا
ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ
أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ
عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ
قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا
لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا
ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ
أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي
أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَةَ.رواه مسلم
Artinya: “Mu’awiyah keluar menuju satu riungan di
Masjid. Ia bertanya kepada orang-orang: “Apa yang mendorong kalian duduk
berkumpul di sini ?”. Mereka berkata: “Kami duduk di sini berdzikir kepada
Allah”. Mu’awiyah bertanya lagi: “Benarkah tak ada yang mendorong kalian duduk
di sini selain dzikrullah ?”. Mereka menjawab: “Demi Allah, tak ada yang
mendorong kami duduk duduk di sini kecuali dzikrullah”. Mu’awiyah berkata:
“Sungguh, aku tidak menyumpah kalian karena ragu-ragu, tetapi karena ada suatu
kejadian pada Rasulullah SAW ketika beliau keluar tiba tiba mendapatkan
sahabatnya duduk duduk dalam satu riungan. Rasulullah SAW bertanya: “Apakah
yang mendorong kalian melakukan hal ini ?”. Mereaka menjawab: “kami duduk duduk
bedzikir dan memuji Allah karena hidayah yang telah diberikan-Nya kepada kami
sehingga kami memeluk Agama Islam”. Nabi kemudian bertanya: “Demi Allah kalian
tidak duduk duduk selian karena itu ?”. Mereka menjawab: “Demi Allah kami tidak
duduk duduk kecuali karena itu”. maka beliau SAW bersabda: “Aku menyumpah
kalian bukan karena ragu-ragu, melainkan karena barusan Jibril datang kepadaku
memberitahukan bahwa Allah Azza wajalla membanggakan kalian semua di hadapan
para Malaikat-Nya”. (HR Muslim)
yang dapat dipahami dari Hadis ini adalah bahwa para
sahabat Rasulullah SAW berkumpul dalam satu riungan berdzikir kepada Allah SWT.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا
وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ.رواه الترمذي
Artinya: “Jika kalian melaluitaman taman Surga,
singgahlah”. para sahabat bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan taman taman
Surga itu ?” Rasulullah SAW bersabda: “Riungan Dzikir”.(HR At Tirmidzi)
عن ابن
عباس رضي
الله عنهما
قال: مر النبي
صلى الله
عليه وسلم
بعبد الله بن رواحة
وهو يذكر
اصحابه فقال
رسول الله
صلى الله
عليه وسلم
أما انكم
الملأ الذين امر ني ربي ان اصبر معهم.ثم تلا هذه الاية واصبر نفسك مع
الذين يدعون ربهم بالغداة و العشي الى قوله فرطا أما انه ما جلس عدتكم الا جلس
معهم عدتهم من الملا ئكة ان سبحوا الله
تعالى سبحوه وان حمدواالله حمدوه وان
كبروا الله كبروه ثم يصعدون الى الرب جل ثناؤه وهو
اعلم بهم فيقولون : يا ربنا عبادك سبحوك فسبحنا وحمدوك فحمدنا فيقول ربنا:يا
ملائكتي أشهدكم أني قد غفرت لهم فيقولون فيهم فلان الخطاء. فيقول: هم القوم لا
يشقى بهم جليسهم.رواه الطبراني
Artinya: Nabi Muhammad SAW melalui Abdullah bin
Rawahah yang tengah mengingatkan para sahabatnya, maka bersabdalah Rasulullah
SAW: “Sungguh, kalianlah orang-orang yang Allah perintahkan agar aku bersabar
bersama mereka” Kemudian beliau membaca ayat: “Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.(Al Kahfi:28).
Sungguh, tidaklah sejumlah orang di antaramu duduk, melainkan duduk pula
Malaikat sejumlah mereka, jika mereka bertasbih, Malaikat itu pun bertasbih.
Jika mereka bertahmid, Malaikat pun bertahmid dan jika mereka bertakbir,
Malaikat pun bertasbih bersama mereka. Setelah itu mereka naik menghadap Tuhan
– dan Allah tahu itu – lalu berkata: “ya Tuhan kami, hamba hamba-Mu itu
bertasbih kepada Engkau hingga kami pun turut bertasbih bersama mereka, mereka
memuji Engkau hingga kami pun turut memuji bersama mereka”. Lalu Tuhan kita
berfirman: “Wahai Malaikat-Ku, saksikanlah, sungguh Aku telah mengampuni dosa
dosa mereka”. malaikat berkata: “Ya Tuhan kami, di tengah mereka ada seorang
pendosa”. Allah berfirman: “Mereka adalah orang-orang yang tak akan celaka
siapa pun yang bersamanya”.
Perhatikan kalimat: “Jika orang orang itu
bertasbih, Malaikat pun ikut bertasbih, jika mereka bertahmid, Malaikat
pun ikut bertahmid dan jika mereka bertakbir Malaikat pun ikut bertakbir..”
ini dalil yang jelas menunjukkan bolehnya bahkan mulianya dzikir
berjama’ah. Telah diketahui bahwa Malaikat tidak pernah melakukan suatu
perbuatan yang menyalahi aturan Allah, bahkan mereka dikenal sebagai makhluk
yang paling patuh menjalankan Syari’at-Nya. Ini menunjukkan bahwa dzikir
berjama’ah bukanlah perkara yang melanggar Syari’at bahkan merupakan anjuran
Syari’at.
Hadis Hadis seperti ini banyak jumlahnya. Semoga yang
sedikit tidak mengurangi maknanya.
Kemudian,
ketahuilah bahwasanya shalat disyari’atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagai
sarana untuk berdzikir mengingat-Nya, sebagaimana difirmankan dalam Al Qur’an:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا
فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku”. (Thaha:14).
Sementara itu Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan
ummatnya melaksanakanshalat dengan berjama’ah. Ini – menurut pendapatku –
adalah dalil yang paling kuat menunjukkan bolehnya dzikir berjama’ah.
Wallahu A’lam
HR Syarif Rahmat RA, SQ
PTIQ jakarta
PP Ummul Qura Pd cabe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar