http://malaysfreecommunities.webs.com/allah%20muhammad.JPG

Kamis, 29 November 2012

sebaik baiknya ucapan dan petunjuk


Sebaik-baik Ucapan dan Petunjuk



قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا (صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh sebaik baik ucapan adalah Kitabullah, dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, dan seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru” (Shahih Bukhari)


ImageAssalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang menjadikan pujian kehadirat Nya sebagai gerbang pembuka Rahmat dan Pengampunan Nya. Alhamdulillahi Rabbil Alamin gerbang pembuka kebahagiaan bagi hamba hamba Nya, pembuka rahasia Anugerah Nya Yang Kekal dan Abadi. Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Menerbitkan Matahari dan Bulan dan seluruh apa apa yang muncul dari keajaiban alam, yang kesemuanya merupakan bukti bahwa Allah Maha Agung, Maha Luhur, Maha Indah dan Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.
Tunggal dalam Kesempurnaan, Tunggal dalam Keindahan, Tunggal dalam Kekuasaan, Tunggal dalam Keabadian, Tunggal Memiliki setiap jiwa dan jasad dan setiap ruh dan semua yang ada di alam semesta. Yang dengan menyebut Nama Nya teranglah jiwa, yang dengan banyak mengingat Nya maka jadilah hal itu rahasia kebahagiaan bagi hamba Nya. Ketika jiwa mengingat Allah, ketika jiwa berfikir kepada Allah, ketika jiwa rindu kepada Allah dan malu atas dosa dosanya kepada Allah. Hati sanubari yang seperti itu akan membawa efek dan keberkahan bagi dirinya dan bagi alam sekitarnya. Jiwa yang demikian kecil, tampaknya sanubari kita ini akan merubah keadaan sekitar jika ia bercahaya dengan Cahaya Allah Swt.
“Apabila penduduk masyarakat beriman dan bertaqwa maka akan Ku Limpahkan Keberkahan dari langit dan bumi”, (QS Al A'raf 96), kata Allah. Jelas sudah ketaqwaan muncul daripada jiwa yang bertaqwa maka mereka mereka itu keberadaannya membawa keberkahan dan membawa efek yang besar pada alam sekitarnya. Demikian dahsyatnya sanubari yang dipenuhi Cahaya Allah Swt berpengaruh di alam. Mewangikan alam dan memperindahnya. Semakin banyak maksiat dan kejahatan, makin rusaklah alam.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman di dalam hadits qudsi “tidak akan cukup untuk menampung Ku Langit Ku dan Bumi Ku itu, yang cukup menampung Ku adalah jiwa hamba Ku yang beriman”. Lebih luas dari alam semesta, sanggup menampung Allah Jalla wa Alla. Demikian indahnya hati kita, yang hanya berupa gumpalan daging yang kecil tapi tersimpan di dalamnya Cahaya Keagungan Allah, jika ia mau memupuknya dan memanfaatkannya pada hal yang benar.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Oleh sebab jiwa, Allah merubah alam semesta, Sifat yang telah baku dari Sunnatullah berubah dengan kehendak Ilahi karena kemuliaan hati.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim as, dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan Hasbiyallahu wani'mal wakiil, “Cukup bagiku Allah dan semulia mulia tempat untuk bertawakkal”. Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Alah yang berbunyi Kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim.., Jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim,. wahai api (QS Al Anbiya 69)”. Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim, Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuan Nya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Allah Swt mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada Para Shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim as turut termuliakan.
Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya, Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat lompat dan menyemburkan air itu ke api, tidak berguna perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.
Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan “ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak” dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.
Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.
Lebih lebih lagi orang orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw, Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang orang yang membantu apa apa yang diperjuangkan oleh Rasul saw.
Perbuatannya tidak berarti barangkali tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw “inna ahsanal kitab kitabullah” semulia mulia kitab adalah kalamullah (alqur’anul karim)”. “wa ahsanal hadyi hadyu Muhammad Saw” dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw”. Sebaik baik ucapan adalah kitabullah, sebaik baik yang diucapkan adalah yang ada daripada kalamnya Allah Swt yaitu Alqur’anul karim. Maka perindah bibir kita dengan kalamullah dan sebaik baik petunjuk dan bimbingan adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw.
Perindah bibir kita dengan kalamullah, perindah jiwa kita dengan cahaya kitabullah Swt. Semulia mulia petunjuk adalah bimbingan sang Nabi Muhammad Saw. Kita memahami petunjuk dan bimbingan itu banyak, ada yang memberikan bimbingan seperti ini, seperti itu kalau kita lihat semua, pilih yang mana? Bimbingan yang muncul dari Sayyidina Muhammad Saw itulah yang terbaik dari semua bimbingan yang ada. Bimbingan tidur, bimbingan makan, bimbingan hidup, bimbingan nikah, bimbingan bermasyarakat, bimbingan rumah tangga, dalam segala hal. Yang terbaik adalah bimbingan Nabi Muhammad Saw.
“wa syarral umur muhdatsaa tuhaa” seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”. Maksudnya hadits ini Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan makna dari yang terakhir ini “perkara yang paling buruk adalah perkara yang baru”. Adalah hal hal baru yang bertentangan dengan syariah. Selama hal itu tidak bertentangan dengan syariah dan sunnah maka hal itu adalah hal yang baik. Disinilah munculnya istilah kalimat “Bid’ah” yang sering kita dengar dan sering kita bahas juga. Hadits ini bicara tentang hal ini. Imam Ibn Hajar menjelaskan tentunya bahwa yang disebut bid’ah itu adalah jika hal itu adalah hal hal yang baru dan tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah maka hal itu tidak dilarang, tapi jika bertentangan dengan sunnah dan syari’ah maka hal itulah yang terlarang. Ini yang dimaksud hadits “Seburuk buruk perkara adalah perkara yang baru”, maka maksudnya yang bertentangan dengan syari’ah Nabi Muhammad Saw.
Oleh sebab itu dijelaskan oleh Al Imam Ibn Rajab di dalam Jami’ Al'ulum wal Hikam, juga di dalam Tuhfatul ahwadziy yang menukil ucapan Imam Ibn Rajab bahwa ia berkata “sudah cukup firman Allah yang berbunyi “(Innallaha ya'murukum bil adli wal ihsan….dst) Sungguh Allah memerintahkan kalian untuk berbuat keadilan dan kebaikan, menyambung hubungan dengan kerabat dan melarang hal hal yang munkar dan hina dan mewasiatkan kepada kalian untuk saling mengingatkan satu sama lainnya” (QS Annahl 90) . Ayat ini (dikatakan oleh Imam Ibn Rajab) dengan munculnya ayat ini sudah cukup memberi perintah semua hal yang baik baik. Apakah itu diajarkan oleh Sang Nabi saw atau belum diajarkan. Semua hal yang baik sudah diperintah di dalam ayat itu dan semua hal yang buruk sudah dilarang oleh ayat itu. itu ayat sempurna daripada penjelasan makna syari’ah dan sunnah. Semua hal yang baik diperintah disitu, selama tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah Nabiyyuna Muhammad Saw. semuah hal yang buruk sudah dilarang. Jadi kalau zaman sekarang seseorang berkata hal hal seperti maulid dan hal hal yang baru di zaman sekarang dikatakan bid’ah munkarah tidak juga, karena semua hal yang baik sudah diperintah oleh Allah. Hal yang buruk sudah dilarang, narkoba di zaman yang lalu tidak ada, apakah kita tidak bisa mengharamkannya? karena di zaman Rasul saw tidak ada narkoba, tidak ada larangannya. Tentunya tidak demikian, kembali hal itu merusak dan memabukkan (qiyasnya kepada khamr) (kullu muskir haram : Semua yg memabukkan haram) maka haram secara mutlak.
Demikian hadirin hadirat, begtu pula dengan hal hal yang baik. Hal hal yang baik yang tidak bertentangan dengan syari’ah dan sunnah juga sudah diperintah oleh Allah dalam ayat itu. Jadi jika seseorang ingin mengenal mana bid’ah yang baik dan bid’ah yang buruk, sudah ada firman Nya (Allah Swt). Jadi dikatan oleh Imam Ibn Hajar, ayat itu sudah memerintah semua perbuatan baik diriwayatkan dalam hadits atau belum teriwayatkan dan sudah ada perintahnya pada ayat itu. dan juga ayat itu sudah melarang semua hal yang munkar yg ada di zaman Rasul saw atau belum ada di zaman Rasul saw.
Jelas sudah makna daripada bid’ah yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari dan juga menukil banyak dari fatwa Imam yang lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Hal hal yang baru setelah wafatnya Rasul saw banyak diperbuat oleh Sahabat. Diantaranya penjilidian Alqur’anul karim oleh Sayydina Abi Bakar Ashshiddiq dan Para Khulafaurrasyidin lainnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Umar datang kepada Sayyidina Abi Bakar Ashshiddiq yang menjadi Khalifah saat itu. “wahai khalifah, banyak dari orang orang yang hafal Alqur’an dibunuh maka alangkah baiknya kalau Alqur’an kita kumpulkan menjadi satu jilid jangan terpecah pecah”. Di masa itu Alqur’an terpecah pecah, ada yang ditulis, ada yang dihafal, ada yang ditulis di kulit onta, ada yang ditulis di tembok. Ayat ayatnya sudah diatur oleh Rasul saw. Surat ini, ayat ini, setelah surat ini adalah surat ini sudah diatur oleh Rasul tapi belum dijilidkan menjadi satu oleh Rasul saw.
Maka Sayyidina Umar berkata “jilidkan wahai Abi Bakar” maka Abu Bakar Ashshiddiq ra menjawab “bagaimana aku berbuat sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasul saw?” maka Sayyidina Umar berkata “tapi ini mengandung kebaikan, untuk umat nanti kalau seandainya yang hafal Alqur’an ini dibantai terus yang akhirnya habis para penghafal Alqur’an, tidak ada lagi orang yang mengenal Alqur’an setelah generasi kita”. Bahaya, maka demi menyelamatkan Alqur’an yang tentunya mengandung kebaikan maka dijilidkan Alqur’an itu baru dimulai di zaman Khalifah Abu Bakar Ashshiddiq ra. Dan belum selesai sampai beliau wafat lalu diteruskan di masa Sayyidina Umar dan baru selesai di masa Sayyidina Utsman bin Affan ra. Yang kemudian sekarang dikenal dengan “Mushaf Utsmani” yang selesai di masa Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan ra. Dan disepakati oleh seluruh Sahabat termasuk Sayyidina Ali bin Abu Tholib, Sayyidina Abdullah bin Abbas dan juga beberapa sahabat lainnya (ra).
Hadirin hadirat beruntunglah jiwa yang mau memiliki kemuliaan, beruntunglah kita ini yang memiliki penuntun paling suci, manusia yang paling indah akhlaknya, manusia yang paling ramah, Sayyidina Muhammad Saw. kalau kita lihat tadi bagaimana api bisa menjadi sejuk oleh Nabi Ibrahim as dan doanya. Allah juga tundukkan hal hal di alam untuk Nabiyunna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw memanggil bulan purnama di malam bulan purnama, Rasul saw keluar dari batas kota Makkah bersama orang orang kuffar Quraisy, Rasul saw menujuk bulan itu dan bulan itu datang bergulir di udara untuk mendatangi panggilan Nabi Muhammad Saw. lantas Rasul saw memerintahkannya terbelah maka terbelahlah dan terlihat betapa besarnya bulan yang dilihat bkan sekecil itu, ternyata bulan itu sedemikian besar. Mendekat dan mendekat ke bumi lantas diperintahkan terbelah di udara maka bulan itu terbelah di udara. Taat kepada perintah Rasulullah Saw. lalu bulan itu dikembalikan pada posisinya, lantas bulan itu bergulir ke udara menuju ke tempatnya.
Kita sudah memahami bahwa bulan itu punya rotasi yang tidak bisa berubah. Tidak mungkin bulan bisa berubah posisi sebagaimana yang disampaikan di dalam hadits tetapi jelas. Bulan itu ada yang mengatur rotasinya, ada yang mengatur putarannya, ada yang mengatur cahayanya, ada yang mengatur posisinya, Dialah Allah Swt, Jika Allah menghendaki maka bulan itu pun taat kepada Allah dengan perinah Nabi Muhammad Saw. Dan beliau (Nabi saw) adalah orang yang paling bertanggung jawab, paling perduli terhadap orang orang yang mencintai beliau dan membela beliau saw walaupun mereka barangkali lebih banyak berbuat salah.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika paman beliau Abu Thalib yang disaat sakaratul mautnya diperintah oleh Sang Nabi saw untuk mengucap syahadatain dan Abu Thalib menolak. Karena apa? karena takut kalau ia mengucapkan, nanti orang orang kafir Quraisy makin menyiksa Nabi Saw. Jiwanya beriman tapi tidak mau mengucapkannya, maka Abu Thalib wafat, para Sahabat bertanya “Ya Rasulullah berarti perjuangan Abu Tholib sia sia? bukankah ia yang membelamu disaat semua orang mencaci dan menghinamu? apakah berguna perjuangan beliau yang demikian hebatnya berakhir dengan kematian yang tidak berarti dengan menolak mengucapkan syahadat”. Rasul saw merah padam wajahnya berkata “berguna..!" perjuangan Abu Tholib tidak sia sia, kalau bukan aku yang memperjuangkan, maka Abu Tholib sudah ada di jurang neraka yang terdalam”. (Shahih Bukhari).
Diriwayatkan juga pada Shahih Bukhari, Abu Thalib ada di pantainya neraka. Kenapa bisa ada di pantai neraka? karena di syafa’ati oleh Nabi Muhammad Saw dari dasar neraka. Kenapa bisa di dasar neraka?
Bukan mati dalam kekufuran, sebagaimana tuduhan sebagian saudara kita yang mengatakan Abu Thalib mati kafir karena menolak syahadat. Tentunya kalau ia mati dalam kekufuran, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Rasul saw mensyafa’atinya berarti ia wafat dalam iman walaupun tidak mengucapkannya.
Kalau tidak, Rasul saw tidak akan mensyafa’atinya. Dan disini kenapa ia masuk ke jurang neraka, karena menolak perintah Rasul saw mengucap syahadat. Karena disini bukan lagi antara paman dan keponakan, Abu Thalib pamannya Nabi saw. Ini bukan paman dan keponakan tapi ini antara hamba dengan utusan Allah. Kalau seseorang diperintah oleh Rasul saw dg perintah langsung, yaitu langsung diucapkan dan ia mendengar perintah dihadapannya, lalu tidak ia perbuat, maka ia mati di dalam kekufuran (dosa besar).
Nah ini Abu Tholib diperintah oleh Rasul saw mengucapkan syahadat tidak mau, bukan karena menentang Nabi saw tapi karena takut nanti Rasul saw makin disiksa oleh orang orang semacam Abu Lahab dan lainnya. berkata Abu Thalib : "Aku tidak mau mengucapkannya" demi menjaga Sang Nabi saw, tapi ketidak taatannya kepada perintah Nabi saw terkena dosa besar. Maka Rasul saw mensyafa’ati Abu Thalib.
Hebat sekali ucapan Sang Nabi saw “kalau bukan karena aku yg mensyafa’atinya…”. Demikian perjuangan Sang Nabi saw membela orang orang yang memperjuangkan dan mendukung beliau (Nabi saw) sehingga di limpah ruahkanlah kemuliaan pengampunan kepada umatnya (Nabi saw).
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul saw memaafkan dan menyampaikan pengampunan Allah. Demikian mudahnya. Ketika seorang pemuda datang dengan airmata yang mengalir untuk bertaubat kepada Nabi saw “Ya Rasulullah aku sudah banyak berbuat dosa, aku minta dihukum”. Rasul saw berkata, Allah Swt yang menjawab “sungguh perbuatan perbuatan pahala menghapus dosa dosa”, maka gembira pemuda ini dan berkata “Ya Rasulullah apakah ini untukku sendiri?”, Rasul saw menjawab “ini untukmu dan untuk seluruh umatku (Nabi Saw)”. Mereka yang memperbanyak pahala, Allah akan hapuskan dosa dosanya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Carilah pengampunan Allah dalam segala hal daripada sunnah Nabi Muhammad Saw. Diantara shalat satu dengan shalat lainnya terdapat pengampunan. Kita shalat dhuhur lalu shalat ashar dan diampuni dosanya antara dhuhur dan ashar. Diantara satu shalat ke shalat lainnya maka penuh pengampunan diantara shalat jum’at satu ke shalat jum’at berikutnya terdapat pengampunan. Di setiap dzikir, di setiap selesai shalat terdapat pengampunan. Bahkan diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, barangsiapa yang mengucap “aamiin” disaat imam mengucapkan “ghairilmaghdhu bi alaihim waladhdhollin” ia mengucap “aamiin” maka malaikat akan meng “aamiin” kan ucapan sang imam dan Allah akan mengampuni dosa dosanya yang terdahulu karena ucapan amin saja, meng “amin” kan ucapan imam. Jika bersatu dan bersamaan aminnya dengan aminnya para malaikat tentunya amin yang yang teratur ketika imamnya mengucapkan “waladdhaallin”, ia berhenti beberapa detik lalu mengucapkan “aamiin”. Disaat itu pengampunan Allah turun atas mereka. Demikian hadirin hadirat indahnya pengampunan Allah muncul pada kalimat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dan perbuatan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Hadirin saya tidak berpanjang lebar karena kita akan berdzikir bersama untuk berdoa kepada Allah Swt untuk seluruh wilayah muslimin muslimat. Hadirin beberapa hari yang lalu saya kembali dari Denpasar, Bali. Dakwah disana semakin makmur namun butuh doa dan munajat dari kita agar Allah Swt tidak memecah belah muslimin disana agar jiwa mereka bersatu dan mereka terus diberi kemudahan apa apa yang muncul daripada kejadian semacam berlakunya Undang Undang Pornografi dan semacamnya sempat memberatkan posisi muslimin di Bali. Akan tetapi ketabahan mereka, membuat permasalahan itu dapat diredam oleh saudara saudara kita.
Dan acara di malam itu diteruskan dengan ziarah ke makam Ratu Khadijah (seorang muslimah) yang sebagian menjelaskan sebagai wanita muslimah pertama yang mati syahid di Bali. Kenapa? karena ia adalah seorang putri Raja dari Kerajaan Badungan yang menikah dengan seorang pangeran dari Madura. Masuk islam tanpa sepengetahuan Ayahnya, Ayahnya adalah Raja. Maka ketika putri ini diketahui oleh Ayahnya telah berubah aqidah maka diperintahkan untuk diikuti dan dibunuh. Maka putri itu telah mengetahui bahwa ia akan dibunuh karena ketahuan melakukan shalat maka ia pun berkata “kalau seandainya kalian ingin membunuh aku silahkan tapi tolong jasadku jangan dibakar, kalau seandainya nanti aku meninggal setelah dibunuh lalu muncul wangi maka jangan dibakar tubuhku tolong dikubur saja”. Mereka tidak tahu cara orang mati itu dikubur dan di masa itu ya dibakar, tentunya belum mengetahui ajaran islam. Tolong jangan bakar tubuh saya nanti kalau saya wafat keluar wewangian. Demikian doanya Ratu Khadijah ini dibunuh sebab karena ia melakukan shalat dan setelah ia wafat seluruh wilayah pemecutan itu wangi dengan semerbak yang tidak diketahui asalnya maka tubuhnya tidak dibakar, tubuhnya dimakamkan. Dan muncullah pohon yang besar dalam semalam itu,. Pohon itu tumbuh dalam satu hari yang tumbuh di atas makamnya dan menutup makamnya agar tidak bisa diambil jasadnya. Demikian doa yang dimunculkan oleh Ratu Khadijah kepada Allah agar tubuhnya tidak dibakar, Allah muliakan ia sebagai wanita yang syahidah. Wanita yang mati syahid dibunuh karena melakukan shalat, Allah jadikan tubuhnya wangi bagi alam sekitar dan Allah jaga tubuhnya agar tidak dibakar.
kita kembali bermunajat kepada Allah Swt untuk kemaslahatan dakwah saudara saudari kita di Denpasar, Bali juga saudara saudari kita yang di Manokwari, Irian Barat dan juga kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin di bumi Jakarta khususnya mulai masuk musim hujan kita berdoa kepada Allah semoga musim hujan ini dijauhkan dari musibah yang menimpa bumi Jakarta dan sekitarnya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram kami bertawassul dengan Keagungan Nama Mu Ya Allah, agar Kau jauhkan fitnah dan musibah bagi muslimin khususnya di bumi Jakarta, Ya Rahman Ya Rahim jauhkan fitnah dan musibah dari bumi Jakarta, kami telah melihat dahsyatnya musim hujan tahun lalu yang menenggelamkan sebagian bumi Jakarta. Ya Rabb jadikan tahun ini hujan pembawa berkah, Ya Rahman Ya Rahim kami yakin setiap bibir yang menyebut Nama Mu, Kau ringankan musibah bagi muslimin, disini ada ribuan bibir yang akan memanggil Nama Mu, Ya Rahman Ya Rahim angkatlah musibah bagi muslimin

rahmat allah mengalahkan kemurkaan nya

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Saturday, 06 March 2010

Rahmat Allah swt Mengalahkan Kemurkaan Nya



قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ وَهُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ وَهُوَ وَضَعَ عِنْدَهُ عَلَى اْلعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ
( صحيح البخاري )
“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia (Allah) menulis atas diriNya, lalu Dia swt meletakkan di sisi Nya pada Arasy : "Sesungguhnya rahmat Ku mengalahkan kemurkaan Ku”. ( Shahih Al Bukhari )
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلِلّه الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذِه الْمُنَاسَبَةِ اْلعَظِيْمَةِ وَفِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha berhak atas segala pujian .
Semakin seseorang memahami hakikat kehidupannya dan merenungkan darimana ia datang dan bagaimana ia memulai kehidupannya, dan ia mendengar tuntunan Ilahi bahwa Allah yang menghidupkannya. Dialah ( Allah ) pemilik diriku dan diri kalian , pemilik nafasku dan nafas kalian , pemilik panca inderaku dan kalian , Dialah ( Allah ) Maha berhak untuk dipuji dan memang paling pantas dipuji dan tiada yang lebih terpuji daripada yang paling banyak memuji Allah. Manusia yang paling banyak memuji Allah adalah sayyidina Muhammd , makhluk yang paling banyak memuji Allah adalah sayyidina Muhammad , makhluk yang paling banyak dipuji Allah adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , makhluk yang paling banyak pengikutnya yang memuji Allah adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , pemimpin orang-orang yang memuji Allah adalah Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ,
Semoga Allah subhanahu wata’ala menaungiku dan kalian dengan cahaya keterpujian Ilahi dalam setiap nafas kita , dalam hari-hari kita , dan dalam kehidupan kita . Allah Yang Maha Dermawan melimpahkan kedamaian sepanjang waktu dan zaman , genggaman kedermawanan Ilahi tiada pernah tertutup kecuali dilimpahkan ke barat dan timur dari generasi ke generasi , memberi dan terus memberi , meminjamkan dan terus meminjamkan , mengampuni dan terus mengampuni , menyeru dan terus menyeru itulah Allah subhanahu wata’ala .
Hadirin hadirat , samudera pengampunan Ilahi tiada pernah tertutup , pintu taubatNya memanggil para pendosa untuk sampai kepada pengampunan dan maaf . Maka adakah yang lebih merugi dari yang menolak cinta Allah ?!, adakah yang lebih hancur lebur kehidupan dunia dan akhiratnya tiada berguna melebihi mereka yang menolak untuk dicintai Allah ?!, adakah kita melakukan apa-apa yang dicintai Allah ? bagaimana keadaan siang dan malam kita, bagaimana kabar setiap nafas kita, bagaimana kabar setiap kalimat yang kita ucapkan apakah itu menjawab cinta Ilahi atau mengundang kemurkaan-Nya, atau mengundang kecemburuan Allah, atau menyakiti perasaan Allah ?!. Hadirin hadirat, kita selalu mengadu kepada Allah atas kelemahan kita dalam taat, semoga Allah terus memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk selalu berada dalam keluhuran.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang telah disabdakan oleh nabi akhir zaman dan tiada nabi setelah beliau, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , yang bersabda :
لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ وَهُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ وَهُوَ وَضع عِنْدَهُ عَلَى اْلعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ
( صحيح البخاري )
Maka ketika Allah telah menciptakan alam semesta dan segenap ciptaan , lalu Allah menulis di ‘arsy , alam yang tertinggi dari semua alam yang diciptakan Allah dengan tulisan :
رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ
“ Kelembutan dan kasih sayang-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”
Maksudnya apa? yaitu setiap hal yang dimurkai Allah, bukan tidak ada hal yang dimurkai Allah, banyak hal yang dimurkai Allah jika kita perbuat , namun Allah memberi kejelasan pada setiap para pendosa bahwa Allah akan bersabar dan mengampuni serta menyayangi jika mereka mau bertobat dan kembali kepada kelembutan-Nya.
Demikian indahnya Allah , ingin memperkenalkan kepada kita inilah (Aku) Rabbul ‘alamin yang mempunyai sifat murka , tapi kasih sayang-Ku jauh lebih besar daripada kemurkaan-Ku. Maka mereka yang memilih jalan kemurkaan Allah itu salah mereka sendiri, namun jika ia terjebak dalam kemurakaan Allah sebab perbuatannya, maka ketahuliah bahwa kasih sayang-Nya lebih besar dari kemurkaan-Nya.
Hadirin hadirat alangkah indahnya Allah mengenalkan Dzat-Nya kepada kita , maka beruntunglah yang memahaminya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Allah subhanahu wata’ala berfirman kepada malaikat di dalam hadits Qudsy : “ Ketika hamba-Ku berniat ingin berbuat dosa maka janganlah terlebih dahulu ditulis dosanya, dan jika ia telah berbuat dosa maka tuliskan satu dosa baginya. Dan jika hamba-Ku berniat untuk berbuat baik maka tulis baginya satu pahala sebelum ia melakukannya , dan jika ia melakukannya maka lipatgandakan pahalanya sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat”.( Shahih Al Bukhari)
Begitulah Allah subhanahu wata’ala memanjakan kita , adakah yang lebih memanjakan kita melebihi Allah , adakah yang lebih berlemah lembut dan menginginkan cinta kita melebihi Allah?! . Allah tidak butuh pada setiap hambaNya, namun Allah meminta kita untuk mencintaiNya , Allah melamar kita untuk menjadi hamba yang yang dicintai-Nya . Hadirin hadirat, lamaran Ilahi setiap waktu dan saat mengangkat setiap hamba yang ingin berfikir akan hal ini untuk semakin menaiki tangga-tangga derajat mahabbah, tangga-tangga keluhuran cinta kepada Allah, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اَلدُّنيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ اْلكَافِرِ
“ Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir ”
Maksudnya adalah seluas-luas kenikmatan yang didapatkan seorang hamba yang beriman dan rindu kepada Allah, ia tetap merasa berada dalam penjara dan kesulitan karena dahsyatnya kerinduannya kepada Allah subhanahu wata’ala, dahsyatnya rindu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam tafsir Al Imam At Thabary Ar bahwa ketika salah seorang sahabat dari kalangan baduwi ( orang dusun ) ia mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surat Al Insan sampai ayat terakhir.
Surat ini lebih banyak menceritakan tentang kenikmatan, dan keindahan surga. Maka berkatalah seorang baduwy itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “ Wahai Rasulullah apakah mataku ini akan memandangmu kelak di sorga?, engkau sudah menceritakan keindahan surga tapi apakah mataku ini akan memandangmu disana, keindahan surga tidak aku pedulikan karena jika aku tidak memandang wajahmu maka percuma aku masuk ke dalam surga”.
Karena cintanya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam , dan iapun mengulang pertanyaannya: “wahai Rasulullah apakah mataku akan memandang di surga?” maka Rasulullah berkata : “ ya , kau akan melihat aku kelak di surga ”, maka orang baduwy itu terjatuh pingsan karena cinta dan tangisnya, gembira karena telah dijanjikan oleh sang nabi untuk berjumpa dengan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , untuk melihat wajah nabi Muhammad . Demikian cintanya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , dan ketika orang ini wafat rasul pun memanjakannya, rasul yang menurunkan jenazahnya kedalam kubur, lalu rasul memangkunya sesaat kemudian beliau membaca ayat :
إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا
( الإنسان : 22 )
“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)”. ( Al Insan:22)
Maka sayyidina Abdullah bin Umar berkata : “ Wahai Rasulullah siapa orang ini...dia bukanlah orang yang menonjol diantara para sahabat sehingga kau membacakan ayat ini dan kau sangat memanjakan dia, apa yang dia lakukan ? , perjelas wahai Rasul”, maka Rasul berkata : “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya (Allah) , sungguh orang itu saat ini sedang diberdirikan di hadapan Allah subhanahu wata’ala dan Allah berkata : “ Aku akan mensucikan dan menyinari wajahmu” , kenapa ? karena cintanya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan hewan-hewan pun mencintai Rasululullah, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Al Habib Salim bin Umar Al Hamid bagaimana Abdurrahman Ad Dibaa’i menjelaskan riwayat hamba-hamba yang cinta kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ketika onta-onta mendekati Madinah Al Munawwarah, berkata Al Imam Abdurrahman Ad Dibaa’i : “ Jangan kau pegangi onta yang sedang mengarah ke Madinah , karena onta itu bergegas dengan kencang dan jangan tahan kekencangannya karena yang mengendalikannya adalah rindunya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Semua onta ketika memasuki Madinah Al Munawwarah onta-onta itu pun mengalirkan air mata hingga saat ini, kenapa? karena mengetahui bahwa itu adalah kota sayyidina Muhammad , apakah hewan mengenal beliau ? ya , hewan mengenal beliau , tumbuhan mengenal beliau, bebatuan mengenal beliau , langit dan bumi semuanya mengenal beliau , sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari :
‏ ‏إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا ‏جِبْرِيْلَ ‏فَقَالَ إِنِّيْ أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ ‏‏ثُمَّ يُنَادِيْ فِي السَّمَاءِ فَيَقُوْلُ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلّانًا فَأَحِبُّوْهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ
“Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai fulan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya”
Maka orang yang paling dicintai Allah adalah sayyidina Muhammad (saw). Diriwayatkan dalam sirah (kitab sejarah nabi saw), ketika seekor onta besar yang mengamuk di Madinah Al Munawarah , tentunya jika binatang mengamuk maka ia akan beringas , maka mulut onta itu berbusa karena marah dan onta itu pun dijerat di dalam suatu kandang, dilaporkan bahwa onta besar di Madinah mengamuk, maka sampailah kabar kepada Rasulullah , maka Rasulullah berkata : “ tunjukkan aku pada onta itu ” , maka sahabat berkata : “ onta itu dijerat dalam kandang ini wahai Rasulullah” , Rasulullah berkata : “Bukalah pintunya”, maka sahabat pun berkata : “ wahai Rasulullah , onta itu sedang mengamuk dan beringas , nanti ia akan melukaimu”, rasulullah berkata: “ bukakan pintunya”!!. Semua hewan dan tumbuhan dan semua makhluk Allah mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .
Ketika pintu kandang itu dibukakan , onta yang berada jauh dari pintu itu kelihatan sedang beringas , merah matanya dan berbusa mulutnya, tetapi ketika melihat wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , ia pun tertunduk tunduk lari mendekat mencium kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , melihat wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , wajah makhluk yang paling indah dari semua makhluk ciptaan Allah , orang yang paling ramah dan tenang dan onta itu pun tahu bahwa inilah pimpinan seluruh manusia , orang yang paling dicintai Allah .
Kita bisa bayangkan seekor binatang yang sedang mengamuk, mungkin disini kita jarang melihat onta , jika kita melihat kuda atau kerbau yang mengamuk saja tentunya kita akan risau , padahal onta jika berdiri tingginya dua kali lebih tinggi dari kerbau, bayangkan saja jika mengamuk maka seperti apa buasnya, dalam keadaan seperti itu ia berlari tertunduk-tunduk mendekat menciumi kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hilang marahnya ketika memandang wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah semulia-mulia idola kita , maka jangan memilih idola yang lain , karena idola kita yang lain, apalagi orang yang tidak pernah sujud kepada Allah , jika kita menjadikannya idola maka itu akan menjadikan musibah kelak di hari kiamat , di dalam Atsar sahabat dijelaskan bahwa: “Walaupun seorang hamba beribadah ratusan tahun di hadapan Ka’bah, tetap ia tidak akan dikumpulkan kecuali bersama dengan orang yang ia cintai”. Hadirin hadirat , ucapan ini diperkuat dengan riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim :
اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“ Seseorang bersama dengan orang yang dicintainya”
Jika ada yang berkata “orang seperti aku ini belum pantas cinta kepada Rasulullah”, kalau belum pantas mencintai Rasul , maka tidak terpilih menjadi ummatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Semua ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sudah dihalalkan oleh Allah untuk mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mereka yang masuk Islam pun karena mengenal dan mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan hingga musuh-musuhnya berkata : “ bahwa beliau itu tidak mempunyai wajah pendusta ”, karena wajah yang demikian polos dan jujur.
Hadirin hadirat , Allah subhanahu wata’ala menyiapkan keluhuran bagi hamba-hambaNya yang mau membenahi dirinya, Allah subhanahu wata’ala Maha berlemah lembut kepada segenap hamba-Nya, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika seorang hamba yang wafat dan sebelum wafatnya ia tobat kepada Allah kemudian ia menyesal karena tidak pernah beribadah kepada Allah , maka ia berwasiat kepada anak dan istrinya “jika ia meninggal agar tidak dimandikan , dan dikafani serta dikuburkan tetapi bakarlah kemudian debunya buang di laut sebagian dan buang di darat sebagian” , anaknya berkata : “ kenapa ayah ?” , dia menjawab: “ tidak pantas aku dishalatkan dan dikuburkan dengan mulia karena aku tidak pernah berbuat amal shalih”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika wafat ia dihadapkan kepada Allah dan ditanya : “mengapa engkau berbuat demikian wahai hamba-Ku ?” , ia menjawab : “ aku malu pada-Mu wahai Allah” , maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa-dosanya karena ia malu kepada Allah .
Maka janganlah menunggu sakaratul maut untuk malu kepada Allah , mulai sekarang malulah, aku bernafas dan setiap nafas ini adalah lambang cinta-Mu kepadaku wahai Allah, setiap detak jantungku adalah lambang kasih sayang-Mu kepadaku wahai Allah , dan sepanjang siang dan malam aku terus berdosa dan berbuat salah wahai Allah , maka kemana aku akan mengadu jika tidak kepada-Mu wahai Allah , seraya berfirman dalam hadits qudsy riwayat Shahih Al Bukhari :
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَالَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“ Aku siapkan untuk hamba-hambaKu hal-hal yang belum pernah terlihat mata , dan tiada pernah terdengar oleh mata serta tiada pernah terlintas pada fikiran manusia”
Hal ini bagi mereka yang hari-harinya banyak tertimpa kesedihan , ingatlah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Allah dibelakang kehidupan kita apakah kebaikan yang abadi atau kehinaan yang abadi wal’iyadzubillah . Allah subhanahu wata’ala berfirman :
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
( السجدة : 17)
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. As Sajadah : 17 )
Semoga Allah menjadikan kita dalam kelompok mereka . Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah di dalam Shahih Al Bukhari ketika sayyyidina Sa’ad Ra yang sangat pencemburu dan cinta kepada istrinya berkata kepada para sahabat nabi : “ kalau ada seseorang yang berani mendekati istriku , maka akan kutebas dengan pedang ini” , maka para shahabat datang kepada Rasulullah dan berkata : “ wahai Rasulullah Sa’ad marah dan berkata jika ada oarng yang mendekati istrinya maka akan ditebas dengan pedangnya” , maka Rasulullah berkata:
أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدَ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهَ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ
“ Apakah kalian heran dengan cinta dan cemburunya Sa’ad kepada istrinya ? , aku lebih cinta dan cemburu kepada kalian daripada Sa’ad kepada istrinya , dan Allah lebih cinta dan cemburu kepada kalian daripada aku ”
Demikian indahnya cinta nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ummatnya . Oleh sebab itu kita tidak bisa menyembah kepada selain Allah , karena Allah akan murka Allah ingin kita hanya untuk-Nya subhanahu wata’ala , hanya menyembah-Nya , hanya bersujud kepada-Nya, karena alam semesta ini milik-Nya , karena kerajaan jagad raya ini berada digenggaman-Nya , karena setiap detak nafas kita dan seluruh kejadian di alam semesta, putaran langit dan bumi dan semua kejadian ini ada dalam pengaturan tunggalnya , maka jawablah panggilan-panggilan kesucian Ilahi untuk membenahi diri kita ,membenahi rumah tangga kita, membenahi keluarga kita , membenahi kerabat dan teman kita , singkirkan dari tuntunan-tuntunan yang berpaling dari kebenaran , jangan biarkan orang lain terjebak dalam kehinaan , diantara teman kita ada yang berzina , yang berjudi dan yang terjebak narkotika , semua itu adalah ladang bagi kita untuk mencapai keridhaan Allah .
Selamatkan mereka pada keluhuran , karena dengan hal itu kita akan mendapatkan pahala, berhasil ataupun tidak . Banyak keluhan kepada saya “ mengapa Ibu saya begitu jahatnya , mengapa ayah saya banyak berzina, mengapa ibu saya banyak berzina , mengapa ayah saya banyak berjudi”, dan lain sebagainya .
Hadirin hadirat , ingatlah bahwa kita mendapatkan pahala jihad dengan berbakti kepada orang tua kita , barangkali buruknya amal mereka adalah ladang Ilahi untuk kita supaya kita bisa mencapai kemuliaan jihad yang dengan itu taubatnya ayah dan ibu kita ada di tangan kita . Sebagaimana diriwayatkan dalam Shaih Al Bukahri bahwa Abu Hurairah Ra datang kepada Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam dan ia menangis , maka Rasulullah bertanya : “ wahai Abu Hurairah , engkau datang dengan wajah yang kusam , apa yang telah membuatmu menangis ?” , maka Abu Hurairah berkata : “ Ibuku tidak mau makan, karena ia tidak mau aku masuk Islam, jika aku tidak keluar dari Islam dia tetap tidak mau makan ,wahai Rasulullah doakanlah Ibuku supaya mendapatkan hidayah” , maka Rasulullah berdoa:
اَللّهُمَّ اهْدِ لِأُمِّ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
“ Ya Allah berilah hidayah untuk ibu Abi Hurairah”
Maka setelah itu Abu Hurairah kembali ke rumahnya, dan beberapa menit kemudian ia kembali kepada Rasulullah dengan wajah yang cerah, maka Rasulullah berkata: “ Wahai Abu Hurairah kau datang dengan wajah yang berbeda seperti tadi, tadi kusam sekarang gembira apa yang terjadi” ? Abu Hurairah berkata: “ wahai Rasulullah ibuku masuk Islam di tanganku” , maka Rasulullah berdoa “ Ya Allah limpahkan pengampunan dan rahmat-Mu kepada Abu Hurairah dan ibunya dan ampuni serta kasihani juga orang-orang yang mendoakan Abu Hurairah dan Ibunya” , maka berkata sayyidina Anas bin Malik : “ sejak aku mendengar doa itu dari Rasulullah maka tidak henti-hentinya aku mendoakan Abu Hurairah Ra”, karena orang-orang yang mencintai Abu Hurairah dan mendoakan Abu Hurairah didoakan oleh rasul agar disayangi oleh Allah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikian indahnya kehidupan jika kita mau menjawab panggilan kelembutan Ilahi. Saya tidak berpanjanglebar menyampaikan tausiah, kita bermunajat semoga Allah subhanahu wata’ala menerangi hari-hari kita dengan kebahagiaan. Acara maulid kita di Monas hari Jum’at yang lalu alhamdulillah sukses, berkumpul ratusan ribu muslimin muslimat , kita bersatu dari rakyat terendah sampai pimpinan tertinggi didalam panji sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga semakin cepat Jakarta ini menjadi kota kedamaian sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , kota yang damai dengan tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , semoga semakin banyak yang bertobat , semoga semakin banyak para pejabat dan para konglomerat , para rakyat dan semua kelompok yang bertobat dan membenahi hari-harinya , berkata guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafizh bahwa di bulan Rabiul Awal tahun ini banyak sekali orang-orang yang bertobat lebih dari bulan-bulan dan tahun-tahun yang lalu , banyak berjatuhan hawa nafsu untuk berbuat kejahatan dari hati mereka menuju tobat dan keluhuran , semoga kita diantara kelompok itu amin ya rabbal ‘alamin .
Kita bermunajat kepada Allah subhnahu wata’ala semoga Allah melimpahkan keluhuran dan kebahagiaan pada hari-hari kita dan semoga Allah menumbuhkan sifat-sifat luhur pada kita , semoga Allah subhanahu wata’ala membantu kita dalam kelemahan kita atas taat kepada-Nya, diberi kekuatan oleh Allah subhanahu wata’ala.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita berharap semakin banyak dan makmur panggung-panggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di seluruh wilayah muslimin, semoga panggung-panggung dakwah , panggung shalawat dan dzikir semakin makmur, semakin bergemuruh dengan dzikir kepada Allah subhanahu wata’ala khususnya di wilayah Jakarta dan seluruh wilayah muslimin.
Kita juga mendoakan saudara kita yang mendengarkan acara ini yang disiarkan langsung di Wadi fm dan juga di streaming www.majelisrasulullah.org di seluruh dunia , sehingga saudara-saudara kita yang di luar Indonesia juga bisa mendengarkan siaran langsung ini , semoga semua mereka yang mendengarkan juga dilimpahai keberkahan dan kebahagiaan walaupun di tempat yang jauh, amin allahumma amin. Kita kembali bertawassul kepada Ahlul Badr semoga Allah subhanahu wata’ala menyingkirkan musibah dan kesulitan, kemudian dilanjutkan dengan kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas dan doa penutup oleh Al Habib Sofyan, Yatafaddhal masykuraa.

qunut

- Mengenai Qunut, memang terdapat Ikhtilaf pada 4 madzhab, masing masing mempunyai pendapat, sebagaimana Imam Syafii mengkhususkannya pada setelah ruku pada rakaat kedua di shalat subuh.., dan Imam Malik mengkhususkannya pada sebelum ruku pada Rakaat kedua di shalat subuh (Ibanatul Ahkam fii Syarhi Bulughulmaram Bab I),
mengenai Qunut dengan mengangkat kedua tangan telah dilakukan oleh Rasul saw dan para sahabat, maaf saya tak bisa menyebut satu persatu, namun hal itu teriwayatkan pada : Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 2 hal 211 Bab Raf’ul yadayn filqunut, Sunan Imam Baihaqi ALkubra Juz 3 hal 41, Fathul Baari Imam Ibn Rajab Kitabusshalat Juz 7 hal 178 dan hal 201, Syarh Nawawi Ala shahih Muslim Bab Dzikr Nida Juz 3 hal 324, dan banyak lagi.
Mengenai dalil shahih masalah qunut, sanadnya adalah sebagai berikut :
حدثنا عمرو بن علي الباهلي ، قال : حدثنا خالد بن يزيد ، قال : حدثنا أبو جعفر الرازي ، عن الربيع ، قال : سئل أنس عن قنوت (1) النبي صلى الله عليه وسلم : « أنه قنت شهرا » ، فقال : ما زال النبي صلى الله عليه وسلم يقنت حتى مات قالوا : فالقنوت في صلاة الصبح لم يزل من عمل النبي صلى الله عليه وسلم حتى فارق الدنيا ، قالوا : والذي روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قنت شهرا ثم تركه ، إنما كان قنوته على من روي عنه أنه دعا عليه من قتلة أصحاب بئر معونة ، من رعل وذكوان وعصية وأشباههم ، فإنه قنت يدعو عليهم في كل صلاة ، ثم ترك القنوت عليهم ، فأما في الفجر ، فإنه لم يتركه حتى فارق الدنيا ، كما روى أنس بن مالك عنه صلى الله عليه وسلم في ذلك وقال آخرون : لا قنوت في شيء من الصلوات المكتوبات ، وإنما القنوت في الوتر

dikatakan oleh Umar bin Ali Al Bahiliy, dikatakan oleh Khalid bin Yazid, dikatakan Jakfar Arraziy, dari Arrabi’ berkata : Anas ra ditanya tentang Qunut Nabi saw bahwa apakah betul beliau saw berqunut sebulan, maka berkata Anas ra : beliau saw selalu terus berqunut hingga wafat, lalu mereka mengatakan maka Qunut Nabi saw pada shalat subuh selalu berkesinambungan hingga beliau saw wafat, dan mereka yg meriwayatkan bahwa Qunut Nabi saw hanya sebulan kemudian berhenti maka yg dimaksud adalah Qunut setiap shalat untuk mendoakan kehancuran atas musuh musuh, lalu (setelah sebulan) beliau saw berhenti, namun Qunut di shalat subuh terus berjalan hingga beliau saw wafat.
berkata Imam Nawawi : mengenai Qunut subuh, Rasul saw tak meninggalkannya hingga beliau saw wafat, demikian riwayat shahih dari anas ra. (Syarah nawawi ala shahih Muslim)
Berkata Imam Ibn Hajar AL Asqalaniy : Dan telah membantah sebagian dari mereka dan berkata : Telah sepakat bahwa Rasul saw membaca Qunut Subuh, lalu berikhtilaf mereka apakah berkesinambungan atau sementara, maka dipeganglah pendapat yg disepakati (Qunut subuh), sampai ada keterangan yg menguatkan ikhtilaf mereka yg menolak (Fathul Baari Bisyarah shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy)
Dan berkata Imam Ibn Abdul Barr : sungguh telah shahih bahwa Rasul saw tidak berhenti Qunut subuh hingga wafat, diriwayatkan oleh Abdurrazaq dan Addaruquthniy dan di shahihkan oleh Imam Alhakim, dan telah kuat riwayat Abu Hurairah ra bahwa ia membaca Qunut subuh disaat Nabi saw masih hidup dan setelah beliau saw wafat,
Dan dikatakan oleh Al Hafidh Al Iraqiy, bahwa yg berpendapat demikian adalah Khulafa yg empat (Abubakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu’anhum), dan Abu Musa ra, Ibn Abbas ra, dan Al Barra’, dan lalu diantara para Tabiin : Hasan ALbashriy, Humaid, Rabi’ bin khaytsam, Sa’id ibn Musayyab, Thawus, dan banyak lagi, dan diantara para Imam yg berpegang pada ini adalah Imam Malik dan Imam Syafii,
Walaupun ada juga yg mengatakan bahwa Khulafa Urrasyidin tidak memperbuatnya, namun kita berpegang pada yg memperbuatnya, karena jika berbenturan hukum antara yg jelas dilakukan dengan yg tak dilakukan, maka hendaknya mendahulukan pendapat yg menguatkan melakukannya daripada pendapat yg menghapusnya. (Syarh Azzarqaniy alal Muwatta Imam Malik)
Imam Ibn Abdul Bar kemudian menyebutkan pula pendapat yg menentang pendapat diatas.
walhasil saudaraku, tak perlu diperpanjang perdebatan masalah Qunut, karena telah baku bahwa Imam Malik dan Imam Syafii melakukannya, dan Imam Hanafi dan Imam Hambali tak melakukannya.

Minggu, 25 November 2012

shalat tarawih 20 raka'at ijma ulama



   Shalat tarawih yaitu shalat pada bulan ramadhan yang jumlahnya 20 raka’at dengan 10 kali salam yang dilaksanakan setelah selesai shalat isya,nah jumlah 20 raka’at itu menurut ijma ulama aimatul mujtahidin pada jaman imam syafi’i.
Maka dengan adanya ijma ulama buat kita semua tidak perlu lagi mencari dalil yang menerangkan tentang jumlah raka’at shalat tarawih.
   nah kalau kita tidak tau dengan macam-macam hadistnya maka haram menyelisihi terhadap ijma,manfa’atnya ijma melegakan penelitian tegasnya dimana-mana suatu masalah yang ditetapkan dengan ijma maka tidak perlu lagi mencari keterangan dan haram menyelisihi terhadap ijma seperti yang diterangkan faidatul ijma dalam kitab jam’u jawami
 
pada abad kedua tahu 170 jumlah shalat tarawih dinegara mekah dan lainnya itu dikejakan 20 raka’at sedangkan di medinah di kerjakan 36 raka’at ,dan diterangkan dalam sunan abu dawud tarawih pernah di berjama’ahkan di jaman nabi muhammad saw dengan 8 raka’at dan di teruskan di rumah masing-masing sampai 20 raka’at,sehingga di tiap rumah ramai membaca AL-QUR’AN di saat shalat tarawih seperti suara lebah,nah shalat tarawih sunnat di berjama’ahkan.
   dan ini ramai tarawih di berjama’ahkan yairtu di jaman khalifah sayidina umar bin khatab, tegasnya uma memperhitungkan baik di berjama’ahkan terus beliau memerintahkan ubai bin ka’ab ke hafizh Al-qur’an untuk menjadi imam tarawih.
   maka dengan adanya berlaku dari khalafurrosidin itu sunnat di amalkan sebab ada perkataan rosul:
Alaikum bi sunnati wa sunnati khalafaurrosidin di jaman umar bin khatab shalat tarawih itu dilaksanakan dengan 2 cara ; yaitu terkadang dilaksanakan 8 raka’at tetapi dengan bacaan yang panjang yaitu 200 ayat dalam 1 raka’at,sehingga para sahabat sampai shalatnya memakai tongkat untuk menahan pegal,terkadang suka dikerjakan 20 raka’at dengan bacaan yang ringan
Imam syafi’i berkata :Banyaknya raka’at serta meringankan bacaan itu lebih dekat untuk kami.nah ini sebagai mana di terangkan dalam kitab fathul bari syarah Bukhari keterangannya ibnu hajar asqqoilani dari golongan madzhab syafi’i.309456_266115210161558_1306387709_n.jpg

nasihat imam ghazali



Tidak pantas menipu kepada kalian syaiton dan berkata syaiton kepeda kalian adzhir haqq dsn tidak boleh lalai kalian dalam ini haqq,karena sesungguhnya syaiton selamanya menggusur kepada manusia terhadap keburukan dalam lapangan kebaikan.maka tidak boleh kaloan membuat syaitan tertawa maka menaklukan syaitan dari kalian.menegakan haqq itu bagus seta orang menerima terhadap idzharul haqq dari kalian,dan idzharul haqq itu melalui jalan nasihat fi khafiyyati la bithariiqilmaroti
                                                                                                                       (imam ghazali,bidayatul hidayah)
dalm hal ini mushonif menerangkan suatu perkara yang menyebabkan dosa karena perkataan,yaiatu perkataan kita harus di jaga dari mendebat perkataan orag lain dan menyalahkan perkataan orang lain serta mau  mengalahkan dan merendahkan yang lain ,hal ini dapat menyakiti orang lain sesama muslim dan menganggap bodoh si mukhatab dan menghina dalam ucapannya mukhatab.dalam perkataan yang tadi itu membanggakan diri sendiri dan menganggap suci diri sendiri.dengan bertambahnya kepintaran dan membanggakan diri.kelakuan model seperti itu yaitu suka mendebat dan menyalahkan perkataan yang lain,hal ini dapat mempersult dan mempersempit dalam kehidupan sebab kalian  berani mendebat seseorang yang bodoh kecuali orang yang bodoh itu akan membalas dan menjawab dengan jawaban yang menyakitkan.maka sifat miro’ bakal menjadikan sempit dalam kehidupan (di asingkan yang lain) sehingga rosul berkata: nanti diakhir zaman akan banyak manusia yang menyalahkan para ulama dalam masalah yang sulit, nah manusia model seperti ini yang dikatakan oleh nabi syirooru ummati; artinya paling jelek umat kami(nabi) oleh karena itu sudah berkata nabi saw :barang siapa yang meninggalkan perdebatan serta mengaku salah maka allah swt akan membangun rumah untuknya di surga,dan barang siapa yang meninggalkan perdebatan walaupun dirinya benar karena tidak berani dan takut jadi pertengkaran maka allah akan membangun di paling atas surga. Dan tidak pantas kalian tertipu syaitan.dan itu syaitan berkata kepada kalian harus menegakan haqq tidak boleh lemah dalam haqq walaupun harus bertengkar,sebab selamanya itu syaitan menggusur manusia kumprung mengajak kepada keburukan di dalam lapangan ke baikan.maka janagn sampai membuat syaitan tertawa dan akan menaklukan kalian.nah menegakan haqq memang bagus tetapi bersama orang-orang yang akan menerima perkataan kalian nah baiknya menegakan haqq harus dengan perjalan nasihat serta tidak di tempat umum tidak boleh dengan perjalan mendebat. dalam kitab yang sama imam ghazali menerangkan ada 3 hal seseorang ketika mencari ilmu 
1. Orang yang menuntut ilmu untuk menjadikan ia sebagai bekalan ke negeri abadi maka ia tidak berniat dengan mencari ilmu selain hanya mendapatkan ridlo Allah dan negeri akhirat. Maka orang itu termasuk dalam golongan orang yang beruntung.

2. Orang yang mencari ilmu untuk mendapat keuntungan yang segera (dunia) dan mendapatkan kemuliaan pangkat dan harta benda sedang ia menyedari hal ini dan merasa dalam hatinya akan kejahatan keadaan yang dialaminya dan kehinaan maksudnya. Orang ini berada dalam golingan yang berbahaya. Jika matinya tidak sempat untuk bertaubat maka ia dalam golongan yang merugikan diri dan matinya dalam su-ul-khatimah (diserahkan pada Allah urusannya samada dimaafkan Allah ataupun diseksa). Namun seandainya ia bertaubat dan memperbaiki amal dan ilmunya maka ia akan bersama golongan yang beruntung.

3. Orang yang dikuasai oleh syaitan maka ia menjadikan ilmu yang dituntutnya itu sebagai alat untuk menghimpunkan harta benda dan bermegah megahan dengan kedudukan dan merasa bangga dengan ramainya pengikut. Dia menggunakan ilmunya untuk mencapai segala hajatnya untuk mengaut keuntungan dunia. Walaupun demikian dia menganggap dia mempunyi kedudukan yang tinggi di sisi Allah kerana dzohirnya ia menyerupai para ulama. Dia bercakap seperti percakapan ulama dan berpakaian seperti pakaian ulama, namun pada hal zahir dan batinnya penuh dengan tamak dan haloba dalam menghimpun kekayaan dunia. Golongan ini termasuk dalam golongan orang yang binasa dan tertipu dengan helah syaitan dan sangat tipis harapanya untuk bertaubat kepada Allah kerana ia telah menyangka berbuat baik.

Maka jadikanlah dirimu bersama golongan pertama dan berhati-hatilah supaya tidak termasuk dalam golongan yang kedua kerana banyak sekali orang yang lalai yang telah diragut kematian sebelum sempat ianya bertaubat dan memperbaiki kesilapan yang ada. dan jangan sama sekali kamu termasuk ke dalam golongan yang ketiga maka engkau akan terjerumus ke jurang kebinasaan yang sukar untuk diperbaiki.


d
d

Jumat, 23 November 2012

doa nabi saw untuk oarang yang sakit

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Friday, 09 October 2009
Doa Sang Nabi SAW Untuk Yang Sakit


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَّ كَانَ يَقُوْلُ لِلْمَرِيْضِ بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا يُشْفىَ سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا ( صحيح البخاري
“ Berkata Ummul Mu’minin Aisyah RA : Sungguh Nabi SAW berdoa untuk yang sakit ; Dengan Nama Allah , dengan tanah bumi kami, dan air liur di antara kami, sembuhlah yang sakit dari kami dengan izin Tuhan kami”. ( Shahih Al Bukhari )


ImageAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ، اْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ، الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا، اَّلذِيْ أَحْضَرَنَا، اَّلذِيْ قَدْ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ
Limpahan puji ke hadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha menguasai kehidupan, Maha menenangkan permukaan bumi dengan pengaturan yang sempurna, Maha menjadikan setiap kejadian mengandung hikmah-hikmah yang luhur dari kesempurnaan kelembutan Allah SWT, maka Allah SWT telah berfirman
مَايَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَأَمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا ( النساء : 147
“ Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah Maha berterima kasih, Maha Mengetahui “. ( QS. An Nisa’ : 147 )
وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
“ Dan sungguh Allah itu Maha berterima kasih kepada hamba-hambaNya dan Maha mengetahui hamba-hambaNya yang bersyukur “
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..

Kalimat ini menafikan ( mentiadakan ) musibah yang turun jika jiwa yang bersyukur timbul dan makmur di suatu wilayah, namun ketika manusia di dalam ghaflah ( lalai ) berbeda dengan ummat as saabiqah ( ummat terdahulu ), karena ummat yang terdahulu jika mereka kufur dan dosa maka Allah murka dan melimpahkan azab. Namun, khusus untuk ummat mulia Sayyidina Muhammad SAW Jika Allah SWT melihat hambaNya sepi dari majelis zikir, sepi dari majelis mulia dan selalu dalam ghaflah maka Allah mencabut kenikmatan duniawinya dan menjadikan kesedihan itu sebagai penggantian untuk keluhuran yang abadi.
Hadirin hadirat..
Walaupun apa yang kau dengar dari penyampaian di media, jangan sampai mengguncang jiwamu bagaimana dengan kelembutan Allah, sungguh kelembutan Allah melebihi segala kelembutan, perbuatanNya sangat indah dan tidak sampai alam pemikiran kita mencapainya. Dia Allah Maha Mulia dan Maha Luhur. Sungguh pencabutan kenikmatan dunia adalah hal yang remeh dibandingkan bila digantikan dengan kenikmatan yang abadi. Kita melihat kebakaran, gempa bumi, banjir, dan lain sebagainya itu bukan hal yang membuat suatu kerusakan ataupun kehancuran atau ketidakdamaian di muka bumi, tetapi Sang Maha Pemelihara sedang membenahi dosa-dosa hambaNya, sedang melimpahkan kelembutannya dan mengikis dosa mereka dan memuliakan mereka. Ada yang wafat di dalam tenggelam atau banjir atau gempa bumi mereka dalam kelompok syuhada’ (selama mereka muslim). Kita bisa bayangkan manusia yang barangkali siang dan malam dalam dosa kemudian Allah merenggutnya dengan bencana alam, Allah mengumpulkannya dengan para syuhada’. Inilah kelembutan Tuhanmu yang disampaikan oleh Sayyidina Muhammad SAW bahwa salah satu orang yang tergolong pada kelompok syuhada’ di hari kiamat adalah mereka yang wafat terkena rerobohan, atau orang yang wafat terbakar, atau orang yang wafat tenggelam. Demikian mereka dimuliakan Allah karena terbunuh oleh alam, karena wafat sebab alam maka mereka digolongkan para syuhada’.
Hadirin hadirat..

Adakah anugerah yang lebih mulia dari Sang pemilik Anugerah?, bukankah ini kelembutan?, bukankah ini kasih sayang?, bukankah ini keindahan?. Orang yang telah wafat di dalam gempa bumi atau di dalam kebakaran atau di dalam banjir hingga ia tenggelam dan hingga seandainya Allah izinkan mereka hidup kembali untuk memilih kembali kepada keluarganya atau tetap bersama kelembutan Ilahi , niscaya mereka akan mengatakan ingin kembali kepada Allah karena sudah bersama para Syuhada’, sudah dalam kemuliaan, dalam keluhuran, dalam kelompok Muhajirin dan Anshar, dalam kelompok para syuhada’ Allah SWT. Demikian mereka yang wafat, sedangkan mereka yang kehabisan hartanya atau dalam kesedihan Allah tidak biarkan satu kesedihan pun terkecuali diganjar dengan penghapusan dosa dan pengangkatan derajat. Demikian riwayat belasan hadits dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa tiada satu musibah pun yang menimpa suatu kaum Muslimin terkecuali itu penghapusan dosa baginya, walaupun hanya tertusuk duri kecil sedikit saja pedihnya, itupun sudah Allah SWT jadikan penghapusan dosa, apalagi kalau kesedihan yang besar. Inilah kelembutan yang Maha lembut membenahi dosa hambaNya, namun kita tidak menginginkan musibah maka kembalilah kepada janji Rabbul ‘Alamin SWT :
مَايَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَأمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا . ( النساء : 147
“ Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah Maha berterima kasih, Maha Mengetahui “. ( QS. An Nisa’ : 147 )
Dalami keluhuran makna kalimat ini :
وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
Syaakiraa ( berterima kasih ), berterima kasih atas apa Rabbi?, siang dan malam Kau limpahkan kenikmatan pada kami…, kami tidak pernah berjasa padaMu wahai Allah berterima kasih atas apa wahai Allah?, kita tidak pernah memberi manfaat pada Allah :
يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ، وَلَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ
“ Wahai hamba-hambaKu jika kalian berbuat kebaikan sebaik-baiknya itu tidak akan bisa membawa manfaat bagiKu,dan kejahatan-kejahatanMu tidak akan bisa mengecohKu atau membuat Aku ( Allah ) rugi “ (Shahih Muslim)
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Demikian Allah SWT berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Muslim :
يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَازَادَ ذلِكَ فِى مُلْكِيْ شَيْئًا, يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَانَقَصَ ذلِكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئًا
“ Wahai hamba-hambaKu, jika kalian berkumpul seluruh jin dan manusia yang pertama dan terakhir semuanya baik, bertakwa, beriman, shalih tidak satupun berbuat dosa, tidak bertambah dari kerajaanKu sedikitpun. Wahai hamba-hambaKu jika kalian semua dalam sifat jahat, buruk, pendosa, berbuat kehinaan, maka tidak berkurang dari kerajaanKu sedikitpun”. (Shahih Muslim)
Kerajaan Allah tidak bertambah dan berkurang sedikitpun dari amal baik kita dan keburukan kita. Maka apa makna kalimat :
شَاكِرًا عَلِيْمًا
“ Maha Berterima kasih dan Maha Mengetahui “,
Berterima kasih atas apa wahai Allah?, Allah berterima kasih kepada hambaNya yang bersyukur yang ingin dekat kepadaNya, padahal Allah tidak butuh hambaNya, tidak butuh dosa dan pahalanya, Allah tidak rugi dengan dosa hambaNya tidak beruntung dengan pahala hambaNya, namun Allah dengan kelembutannya berfirman :
وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
Allah itu maha membalas jasa , maha berterima kasih kepada hamba yang mau dekat kepadaNya. Maha berterima kasih menghargai keinginan dan ibadah hambaNya, maha berterima kasih kepada hamba yang mau dekat padaNya, siapa dia?, Maha Raja langit dan bumi..
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Kalau seorang pengemis, ada orang kaya mau dekat dengannya maka ia berterima kasih banyak, kamu orang kaya raya sedangkan saya pengemis tapi kau mau dekat dengan saya itu penghargaan besar, itu tentunya demikian. Atau rakyat barangkali pada pimpinannya, sang pemimpin datang kepadanya tentu ia akan berterima kasih. Namun apa maknanya Rabbul ‘Alamin berterima kasih kepada hamba pendosa? namun demikianlah Sang Maha lembut merendahkan diriNya kepada hambaNya agar hamba memahami kelembutannya, agar mereka mau memahami kasih sayangnya, agar mereka mau kembali bersyukur kepadaNya, dan Allah membalas syukurnya.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ( إبراهيم : 7
“ Jika kalian bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kalian mengingkari maka sungguh azabKu sangat berat “ . ( QS. Ibrahim : 7 )
Kalau seandainya kita bersyukur Allah tambah kenikmatannya, semakin bersyukur maka makin bertambah kenikmatannya, makin kita lupa maka akan datang musibah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Jadi, saudara-saudara kita yang terkena musibah itu, secara lahiriyah mereka rugi dan sedih, tapi hakikatnya mereka dalam kemuliaan, dalam anugerah besar. Yang mesti direnungkan yang dilupakan sebagian besar muslimin adalah melihat mereka yang terkena musibah risau tanpa peduli justru musibah yang paling besar adalah dosa, musibah yang paling besar adalah kemurkaan Allah. Barangkali ada (kemurkaan Allah/dosa) diantara kenikmatan orang-orang yang dalam kenikmatan, (namun) yang dalam kesedihan sedang dikasih sayangi Allah. Namun kita juga perlu berfikir bahwa limpahan kegelapan dosa itu adalah musibah terbesar karena membawa kehinaan yang abadi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Ini musibah lebih besar daripada bencana alam, (lebih besar) dari hari kiamat karena kiamat setelah beberapa saat selesai, tapi musibah kemurkaan Allah abadi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Jeritan abadi, rintihan abadi, kepedihan abadi, kehinaan abadi, kesakitan abadi, apakah ini tidak disebut musibah? Apakah muslimin tidak merenungkannya? Apakah muslimin menganggap musibah sana sini padahal dirinya dalam musibah besar terancam kepada jurang kehinaan yang kekal.
Maka oleh sebab itulah kita kembali dengan kehadiran kita di majelis ini kita bertafakkur. Musibah disana sini, kita doakan mereka yang wafat semoga dikumpulkan bersama para syuhada’, mereka yang kehilangan hartanya semoga diganti dengan pengampunan dan kemakmuran dunia dan akhirah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Allah SWT berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari dan lainnya :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ فَلْيَظُنَّ بِيْ مَا شَاءَ
“ Aku bersama prasangka hambaKu, maka berprasangkalah kepadaKu”
Bagaimana sangka mu terhadap Allah, kalau sangkamu seandainya Allah itu tidak mau memaafkan dosa, maka bisa jadi seperti itu, tapi jika kau berprasangka baik dengan kalimat yang suci dan keluhuran jiwa bahwa Sang Maha Pemaaf selalu memaafkan dan tiada bosan menerima taubat. Sampai kapan Allah SWT itu bisa menerima taubat? Dosa lagi taubat lagi, dosa lagi taubat lagi dosa lagi, bukankah itu mempermainkan Allah? (jika hal itu terlintas maka) Itu adalah dari kedangkalan pemahaman kita tentang kasih sayang Allah SWT. Allah Maha berkasih sayang, Allah Maha Mengetahui, firman Allah SWT di dalam hadits qudsi:
يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِالَّليْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“ Wahai hambaKu sesungguhnya kamu melakukan perbuatan dosa di waktu siang dan malam dan Aku ( Allah ) mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepadaKu pasti Aku mengampuni kamu “
Hadirin hadirat…
Allah maha tahu kita ini digoda oleh iblis dan syaitan, banyak sekali amal pahala kita dan keinginan kita berbuat baik sudah taubat, sudah dalam keadaan suci dan mulia, tapi dikecoh syaitan lagi, bukan seratus persen dari keinginannya (untuk berbuat dosa lagi), tapi dikecoh oleh syetan. Oleh sebab itu, Allah juga tidak bosan-bosannya mengampuni sebagaimana syetan tidak bosan-bosannya menggoda, kalau Allah SWT bosan mengampuni maka menanglah syetan meluluh lantahkan ummat Sayyidina Muhammad SAW. Maka karena syetan tidak berhenti menggoda,melihat hambaNya sudah tobat malah ingin digoda lagi, maka Allah siapkan pengampunan lagi, digoda lagi dikecoh lagi hambaKu, ia tobat lagi Ku ampuni lagi, ayo syetan mau sampai kemana perbuatanmu!
Oleh sebab itu Rabbul ‘Alamin Yang Maha Lembut tidak akan berhenti melimpahkan kemuliaan taubat bagi hamba-hambaNya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasul SAW menunjukkan kemuliaan pada semua yang ada di alam semesta ini mengandung keberkahan, tanah bumi, air liur. Rasul SAW mengobati orang sakit dengan menaruhkan ibu jarinya di lidahnya seraya berdoa :
بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا يُشْفىَ سَقِيْمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
(Bismillah/Demi Nama Allah dg Tanah Bumi Kami, dengan air liur sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit dari kami, dengan izin Tuhan Kami)
Lantas menempelkan ibu jarinya di lidahnya, kemudian menyentuhkannya ke bumi lalu mengusapkannya pada yang sakit.
Hadirin hadirat…
Hujjatul Islam wa barakatl anam Al Imam An Nawawy di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna, bahwa tanah itu mempunyai kemuliaan penyembuh, kenapa Sang Nabi menyentuhkan ke tanah, karena asal muasal manusia dari tanah, dan disentuhkan pula pada air liur, ada apa dengan air liur, air liur yang sudah di lewati doa dan zikir itu mulia dan bisa membawa keberkahan, karena ucapan beliau :
بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا
“ Dengan air liur sebagian dari kami “, lalu disentuhkan ke bumi kemudian diusapkan, itu untuk menyembuhkan. Makna dari hadits ini kita (saya) sampaikan adalah semua yang ada di alam ini jika disentuh dengan kemuliaan mengandung keberkahan dan kemuliaan. Demikian pula Al Imam An Nawawy Hujjatul Islam wabarakatul Anam menjelaskan di dalam syarah An Nawawiyah di dalam Shahih Muslim, bahwa bertabarruk dan mengambil barakah dari bekas sentuhan para shalihin adalah hal yang mustahab fiihi ( dianjurkan ) dan ini adalah salah satu dalilnya. Jadi, hadirin hadirat..ketika air minta di doakan tidak harus pada shalihin, semua muslim juga bisa mendoakan air. Doakan untuk sahabatmu yang sedang sakit, untuk sahabatmu yang sedang terkena musibah doakan air dengan surah Al Fatihah, boleh tidak? Boleh, siapapun boleh tidak harus para shalihin, tidak harus para ulama’ tapi kalau para ulama’ atau para shalihin tentunya afdhal.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Hal seperti ini adalah hal yang mulia dan terbukti dalam ilmu pengetahuan. Tentunya sering kita dengar bahwa Prof. Massaro Emoto yang ketika meneliti air itu berubah menurut emosi orang yang di dekatnya, kalau dilihat dengan mikroskop dg skala tertentu air yang dekat dengan orang yang sedang marah atau mencaci maki maka air itu berubah wujudnya menjadi buruk, sebaliknya jika orang berhati senang, tenang dan damai maka air itu akan berubah wujudnya menjadi lebih indah jika dilihat dengan mikroskop dengan skala tertentu. Hal ini dengan emosi kita air bisa berubah, lebih-lebih lagi dengan doa kalimatullah al ‘ulya (Al Ulya : Luhur dan Mulia).
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Demikian indahnya sunnah Nabi kita Muhammad SAW, dan kelembutan Allah SWT itu mencapai untuk seluruh makhlukNya, bukan hanya manusia tapi seluruh makhlukNya diperhatikan dan dilihat oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, diceritakan oleh Sayyidina Muhammad SAW ketika salah seorang nabi dari Bani Israil yang sedang duduk di bawah pohon, maka ia digigit seekor semut, seekor semut menyakitinya, nabi itu bangun dari tempat duduknya dan memerintah rakyatnya untuk membongkar sarang semut itu dan membakarnya, karena perbuatannya benar secara syariah, kenapa benar? karena semua hewan yang yang mengganggu manusia halal dibunuh, namun kita lihat bagaimana teguran Allah kepada Sang Nabi bersama nabi itu, ini bukan Nabi Muhammad tapi nabi yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW seorang nabi sebelum beliau. Maka Allah mengirim Jibril dan menegur nabi itu seraya berkata :
فَهَلاَّ نَمْلَةٌ وَاحِدَةٌ
“ Bukankah cuma seekor semut saja? ” yang berbuat kenapa dibakar semuanya.
Seekor semut pun diperhatikan oleh Allah SWT nasibnya, satu yang berbuat kenapa semuanya di bunuh??, demikian teguran Ilahi. Al Imam Ibn Hajar di dalam fathul baari menjelaskan bahwa perbuatan sang nabi itu benar, karena secara syariah semua hewan yang membahayakan manusia boleh dibunuh, tapi adalah didikan kelembutan dari Ilahi khusus untuk nabi itu untuk memberi pelajaran pula kepada kita bahwa bagaimana lembutnya Allah SWT pada seluruh makhlukNya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian sayangnya Allah kepada makhlukNya, maka oleh sebab itulah ketika seseorang menyadari bahwa ia itu milik Allah maka tentunya adakah yang lebih sayang dari Sang Pemilik, kita kalau punya barang mana yang lebih sayang pemiliknya atau orang lain yang meminjam, tentu pemiliknya yang lebih sayang karena miliknya.
Hadirin hadirat yang dimuliakn Allah..
Ketika seseorang mengontrak sebuah rumah misalnya, yang mengontrak barangkali tidak terlalu mengurus, tapi pemiliknya?, lihat celah sedikit saja di rumahnya ia akan repot, kenapa? Karena ia yang memilikinya, demikian terlebih dan lebih lagi Rabbul ‘Alamin terhadap diri kita, semua musibah itu penghapusan dosa namun Allah sudah berfirman :
وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ . ( الأنفال : 33 )
“ Dan tidaklah Allah akan menghukum mereka , selama mereka memohon pengampunan”. ( QS. Al Anfal : 33 )
Ini untuk kita, kalau di masa Sang Nabi Allah berfirman :
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيْهِمْ . ( الأنفال : 33 )
“ Dan Allah tidak akan menghukum mereka selama engkau ( Muhammad ) berada diantara mereka”. ( QS. Al Anfal :33 )
Kaum musyrikin, kuffar quraisy, pembantai Nabi, penjahat yang merusak dan menyiksa Nabi sejahat apapun, selama engkau (Muhammad) masih di antara mereka maka tidak ada siksaan bagi mereka Rahamatan Lil’alamin. Demikian pula jika cinta Sang Nabi yang ada di dalam jiwa kita maka jauh musibah dari kita, maka makmurkan majelis zikir dan majelis ta’lim maka jauhlah musibah dari kita insyaallah. Bukan hal yang mustahil kalau Jakarta terus dipenuhi dosa dan kesalahan musibah datang di Jakarta lebih besar dari musibah di tempat lainnya, lebih dahsyat dari tsunami di Aceh, lebih dahsyat dari gempa di Sumatera Barat, lebih dahsyat dari gempa di Jogjakarta tidak mustahil, namun barangkali karena banyaknya majelis zikir dan makmur, maka Allah SWT menyingkirkan banyak musibah, sungguh kalau tidak barangkali Jakarta ini sudah dipendam oleh Allah SWT karena Jakarta ini sudah lebih daripada 100 cm di bawah permukaan laut, karena Jakarta ini sudah landai di bawah laut sedikit saja tergenang air laut sudah menenggelamkan seluruh Jakarta.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Namun Allah SWT telah berfirman :
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
“ Dan tidaklah Allah akan menghukum mereka , selama mereka memohon pengampunan”. ( QS. Al Anfal : 33 )
Di riwayatkan dalam riwayat yang tsiqah bahwa Allah ingin menurunkan suatu musibah pada suatu kaum, maka Allah melihat mereka memakmurkan masjid, mereka beristighfar, mereka berzikir, mereka berdoa maka Allah singkirkan musibah itu daripada mereka dipindahkan ke tempat lain oleh Allah SWT.
Kita bermunajat kepada Allah SWT agar Allah SWT terus membangun jiwa muslimin muslimat yang dengan terhindar dari segala musibah dan dosa , saudara-saudara kita sebagian peduli berangkat ke sana untuk membantu yang disana, silahkan bagi-bagi tugas . Kita Majelis Rasulullah membenahi jiwa agar musibah itu tidak terulang, karena jika jiwa tidak dibenahi musibah akan semakin banyak. Hadirin..kita bermunajat memanggil nama yang maha luhur, Wahai Rabbi benahi keadaan muslimin muslimat, benahi keadaan muslimin muslimat di bumi Jakarta dan di seluruh wilayah Indonesia, dan seluruh wilayah barat dan timur. Dan juga kita berdoa semoga Allah SWT menerangi jiwa kita dengan cahaya keimanan, dengan cahaya keluhuran , dengan cahaya keindahan. Wahai Yang Maha Indah, terbitkan keindahanMu di dalam sanubari kami, terbitkan keindahan cahayaMu di dalam jiwa, hingga kami selalu enggan berbuat maksiat dan selalu semangat berbuat pahala. Ya Rahman Ya Rahim kami memanggil namaMu yang dalam memanggil namaMu itu terbuka beribu-ribu rahmat dan kebahagian, tersingkir beribu-ribu musibah, sebagaimana sabda Nabi Mu Muhammad SAW riwayat Shahih Muslim :
لَاتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقاَلُ فِي اْلأَرْضِ : اللهُ اللهُ
“ Tiada akan datang hari kiamat selama masih ada di muka bumi yang memanggil nama ALLAH, ALLAH” (Shahih Muslim)
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Kiamat itu musibah terbesar jauh lebih dahsyat dari gempa bumi, dari kebakaran, dari banjir, dari angin puyuh dan lain sebagainya, namun itu reda dengan bibir dan jiwa yang memanggil nama ALLAH, ALLAH. Hadirin hadirat..sebuah nama yang maha berwibawa yang dengan itu redalah segala musibah dan kesulitan dalam diri kita, dalam masyarakat kita, dalam bumi kita.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا...
(Katakanlah bersama-sama..)
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ...يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hadirin hadirat…demikian kita juga berdoa semoga kebahagiaan dan kemuliaan selalu berlimpah kepada As Syaikh Muhammad Abdullah dari Sidney Australia dan semoga perjuangan dakwahnya di Australia dan wilayah lainnya dilimpahi keberkahan dan pertolongan dari Allah SWT, serta guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Bagir Al Atthas, guru kita Al Habib Alwi bin Yahya, guru kita Al Habib Ibrahim Aidid semoga selalu dalam rahmat dan keberkahan Allah SWT. Dan kita ucapkan terimakasih juga kepada personil pengamanan dari POLRES Jakarta Selatan dan POLDA METROJAYA yang turut mengamankan semoga dalam rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
Hadirin hadirat…
Mengenai kaum nisa’ yang tidak diizinkan oleh walinya untuk hadir di majelis, hadir ke majelis tentunya kalau seandainya diizinkan oleh walinya , kalau tidak di izinkan oleh ayah bundanya maka mana yang harus dipilih?, patuhi cinta rasul SAW atau cinta ayah bunda? Cinta Rasul SAW tentunya…, tapi Rasul memerintahkan kita untuk bakti kepada ayah bunda, jadi kalau misalnya seseorang merasa aku mencintai Rasul SAW melebihi ayah bundaku aku barangkali harus hadir majelis, ingat! Rasulullah SAW mengajarkan bakti kepada ayah bunda. Jadi kalau misalnya mau hadir majelis dilarang kau tetap ikuti ayah bundamu, kau mendapatkan taat kepada ayah bunda juga mendapatkan cinta Rasulullah SAW, makanya banyak satu pahala cintanya kepda Rasul SAW, kenapa karena Rasulullah memerintahkan taat kepada ayah bunda, kedua pahala bakti kepada ayah bunda itu pahal jihad fi sabilillah, lantas yang ketiga mendapatkan pahala kehadiran di majelis walaupun tidak hadir, karena niatnya mau hadir tidak bisa hadir karena dilarang orang tua. Tetap patuhi orang tuamu, berlemah lembut pada ayah bunda, Allah akan buka hati mereka dalam waktu dekat insya Allah untuk bisa hadir ke majelis bersama ayah bundamu insya Allah. Pertanyaan juga muncul tentang ziarah nisa’ ke makam, ziarah nisa diperbolehkan riwayat Shahih Al Bukhari, Rasul SAW melewati sebuah kuburan dan melihat seorang wanita yang menangis di kuburan maka Rasul SAW berkata :
اِتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ
“ Bertakwalah kepada Allah dan sabarlah “
Rasul SAW tidak mengusirnya dari makam, jadi boleh-boleh saja wanita berziarah ke makam.
Hadirin hadirat…kaum nisa’ (nisa : wanita) ke majelis malam selasa, memang sebenarnya saya juga merasa sebaiknya kaum nisa’ hadir di majelis nisa, yang insya Allah majelis nisa’ ada di markas Majelis Rasulullah setiap minggu sore jam 14.30 sampai selesai. Tapi kalau mau hadir di majelis malam, tentunya kalau diizinkan oleh walinya maka saya tidak bisa berbuat apa-apa kalau walinya mengizinkan, hak saya apa mau melarang nisa hadir ke majelis kalau ayah bundanya mengizinkan. Jadi izin kepada ayah bunda, kalau diizinkan hadir, kalau tidak, (maka) dapat pahala majelis dan dapat pahala kemuliaan cinta kepada ayah bunda dan cinta kepada Rasulullah SAW, demikian hadirin hadirat..jadi majelis nisa yang mau hadir tafaddhal (silahkan) setiap minggu sore di markas kita. Dan juga mengenai sms semakin banyak yang masuk kepada saya, makin hari juga semakin banyak sampai lebih dari 2000 sms setiap harinya maka bagaimana menjawabnya, jadi kalau seandainya semakin hari semakin sedikit yang dijawab bukannya ingin mengecewakan, tapi karena kemampuannya tidak ada untuk menjawab semuanya, oleh sebab itu saya mohon maaf tapi semua sms saya baca, namun tidak semuanya saya mampu membalasnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Kita akhiri majelis ini dengan kalimah talqin oleh guru kita Fadhilah As Sayyid Ad Da’i ilallah Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas dan doa penutup, tafaddhal.