Hampir setiap agama memiliki
kasta dalam kehidupannya, kecuali Islam karena dalam Islam menusia itu –bila
dilihat dari penciptaannya– adalah sama,
setara tak ada kelas yang membedakannya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ (الحجرات:13)
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al
Hujarat: 13)
حَدَّثَنِي مَنْ سَمِعَ
خُطْبَةَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَسَطِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ
فَقَالَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ
وَاحِدٌ ، أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ ، وَلاَ لِعَجَمِيٍّ عَلَى
عَرَبِيٍّ ، وَلاَ أَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ ، وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ ، إِلاَّ
بِالتَّقْوَى أَبَلَّغْتُ ، قَالُوا : بَلَّغَ رَسُولُ اللهِ ، ثُمَّ قَالَ : أَيُّ
يَوْمٍ هَذَا ؟ قَالُوا : يَوْمٌ حَرَامٌ ، ثُمَّ قَالَ : أَيُّ شَهْرٍ هَذَا ؟ قَالُوا
: شَهْرٌ حَرَامٌ ، قَالَ : ثُمَّ قَالَ : أَيُّ بَلَدٍ هَذَا ؟ قَالُوا بَلَدٌ حَرَامٌ
، قَالَ : فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ بَيْنَكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ ـ
قَالَ : وَلاَ أَدْرِي قَالَ : أَوْ أَعْرَاضَكُمْ ، أَمْ لاَ ـ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ
هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا ، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَبَلَّغْتُ ، قَالُوا : بَلَّغَ
رَسُولُ اللهِ ، قَالَ : لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ.
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda di tengah hari Tasyriq: “Wahai sekalian manusia,
ketahuilah bahwa Tuhanmu itu satu, bapakmu juga satu, ketahuilah tidak ada
kelebihan orang arab atas orang selain arab, tidak pula orang merah atas orang
hitam atau orang hitam atas orang merah kecuali karena ketaqwaannya. Wahai
sudahkah aku sampaikan?”. Orang-orang
menjawab: ”Engkau telah
menyampaikannya, wahai Rasulullah”. Kemudian beliau bersabda: “hari apakah
ini?”. Orang-orang menjawab: “Hari haram”. Beliau bertanya lagi: “Bulan apakah
ini?”. “Bulan haram”, jawab mereka.
Beliau bersabda lagi: “Di negeri apakah ini?”. “Tanah haram”, kata mereka.
Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan darah dan harta di
antara sesama kalian seperti
haramnya harimu ini, di bulanmu ini dan di negerimu ini. Wahai sudahkah aku
sampaikan?”. Mereka menjawab: “Rasulullah telah menyampaikannya”. Rasulullah
SAW lalu bersabda: “Hendaklah orang yang datang menyampaikannya kepada yang
tidak datang”. (HR Ahmad)
Dalam Islam, seluruh manusia
itu turunan Adam, sementara Adam terbuat dari tanah. Satu-satunya kemuliaan yang dapat dibanggakan
hanyalah ketaqwaan. Sementara ketaqwaan
itu tiada terlihat karena ia ada dalam dada.
لتَّقْوَى هَاهُنَا - وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى صَدْرِهِ
ثَلاَثَ مَرَّاتٍ (رواه احمد)
Artinya: “Taqwa itu di sini”.
Beliau mengucapkannya sambil memegang dadanya sebanyak tiga kali. (HR Ahmad)
Jadi kalaupun kita hendak
memuliakan orang, muliakanlah ia karena akhlak dan kebajikannya, bukan nasab
atau gelar-gelar yang dibuatnya.
Hasbunallah
KH Syarif Rahmat RA, SQ, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar