Perintah bangun malam terdapat dua bentuk dalam Al
Qur’an; perintah khusus dan perintah umum. Perintah khusus terdapat pada ayat:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ
عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (الاسراء:79)
Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang
tahajud-lah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji”. (Al
Isra:79)
Perintah umum antara lain terdapat pada ayat:
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآَيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا
بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
(15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (السجدة:16)
Artinya: “Sesungguhnya orang yang benar-benar
percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang
apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera
bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya dan lagi pula mereka tidaklah
sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa
kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa
apa rezki yang Kami berikan”.
(As Sajadah: 15-16)
Sebagaimana terlihat pada ayat khusus, perintah Tahajjud
menggunakan kalimat “perintah tegas” yang berkekuatan wajib, sedangkan pada
ayat umum digunakan kalimat “perintah ringan” berupa pujian bagi pelakunya,
yang berkekuatan Sunnah.
Hal ini
memiliki 2 isyarat. Pertama bahwa amaliyah tersebut sangat berat. Kedua,
amaliah tersebut sangat istimewa. Bagi yang mampu melakukannya, memiliki jarak yang dekat dengan si
pemilik perintah khusus.
AMALIAH QIYAMULLAIL
Ibadah malam disebut Qiyamullail (Qiyamu
Ramadhan jika pada bulan Ramadhan), Tahajjud (Bangun tidur), Witir
(Ganjil). Ada 3 (tiga) amaliah yang baik dilakukan di malam hari; shalat, membaca Al Qur’an
& dzikir dan do’a.
Tidak ada batasan jumlah raka’at untuk Qiyamullail,
semakin banyak semakin baik selama dapat memelihara kualitas. Rasulullah SAW
biasanya melakukan sebanyak 11 Raka’at dengan membaca lebih kurang 50 ayat Al Qur’an setiap
raka’at. Adapun di bulan Ramadhan terdapat perbedaan pendapat Ulama; apakah
seperti itu pula yang dilakukan Rasulullah SAW ataukah ada tambahannya
mengingat Ramadhan adalah “Bulan Panen Pahala”. Namun praktek yang dilakukan
para sahabat yang mengerjakan Tarawih sebanyak 23 Raka’at selepas shalat Isya -dan masih berjalan hingga
hari ini di seluruh dunia termasuk Masjid dua kota Suci Mekah dan Madinah-
mengindikasikan adanya tambahan beliau dalam Qiyamullail. Wallahu
A’lam.
Ayat-ayat Al Qur’an yang dibaca sebaiknya yang dapat
menumbuhkan semangat beribadah malam atau yang memerkuat keyakinan akan ke-Maha Besar-an Allah. Rasulullah
SAW biasanya membaca ayat-ayat
Surat Ali Imran mulai dari ayat 190 hingga akhir Surat.
Terdapat beberapa dzikir yang baik dibaca setelah Shalat
malam. Yang paling baik adalah sebagaimana dikemukakan Al Qur’an:
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ
بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ
اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ .
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آَمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ . الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ
وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ (ال
عمران:15- 17)
Artinya: “Katakanlah:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?" untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan
serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (yaitu)
orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami telah beriman, Maka
ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar,
yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon
ampun di waktu sahur”.
(Ali Imran: 15-17)
إِنَّ الْمُتَّقِينَ
فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ . آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ
رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ . كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
. وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
(الذاريات:15-18)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil
menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia
adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam. dan selalu
memohon ampunan pada waktu sahur”. (Adz Dzariyat: 15-18)
KEUTAMAAN QIYAMULLAIL
1. Qiyamullail
merupakan amaliah para Nabi dan orang-orang mulia. Mengerjakannya berarti
menghampiri kedudukan mereka.
2.
Qiyamullail membuat
do’a mudah diijabah. Allah berfirman:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ
قِيلًا (المزمل:6)
Artinya: “Sesungguhnya
bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu
itu lebih berkesan”. (Al
Muzzammil: 6)
3.
Pelakunya akan terangkat
derajatnya, sebagaimana
janji kepada Rasulullah SAW;
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ
عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (الاسراء:79)
Artinya; “Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajud-lah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Al Isra: 79)
Meskipun
yang dituju oleh Khitab ayat ini adalah Rasulullah SAW akan tetapi
menggambarkan bahwa tahajjud memiliki keutamaan mengangkat derajat yang
mengerjakannya.
4.
Pelakunya masuk surga
إِنَّ الْمُتَّقِينَ
فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ . آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ
رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ . كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ
مَا يَهْجَعُونَ. وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (الذاريات:15-18)
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. di dunia mereka
sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi
sebelum fajar”. (Adz
Dzariyat: 15-18)
Wallahu
A’lam
H. Syarif
Rahmat RA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar