http://malaysfreecommunities.webs.com/allah%20muhammad.JPG

Senin, 31 Desember 2012

silahkan pilih yang mana?

(ولاتكرهالقراءةعلىالقبر) وفيالمقبرة (فيأصحالروايتين) هذاالمذهب،روىأنسمرفوعاًقال: «مندخلالمقابرفقرأفيها (يس)،خففعنهميومئذوكانلهبقدرحسنات»وصحعنابنعمرأنهأوصىإذادفنأنيقرأعندهبفاتحةالبقرةوخاتمتها،ولهذارجعأحمدعنالكراهة،قالهأبوبكر،وأصلهاأنهمرعلىضريريقرأعندقبر،فنهاهعنها،فقاللهمحمدبنقدامةالجوهري : ياأباعبداللهماتقولفيمبشرالحلبي؟قالثقة: فقالأخبرنيمبشرعنأبيهأنهأوصىإذادفنأنيقرأعندهبفاتحةالبقرةوخاتمتها،وقال: سمعتابنعمرأوصىبذلك،فقالأحمدعندذلك: ارجع،فقلللرجل: يقرأ،فلهذاقالالخلالوصاحبه: المذهبروايةواحدةأنهلايكره،
Artinya: Tidak makruh membaca Al Qur’an di atas atau di dalam Kuburan menurut yang lebih shahih di antara dua riwayat madzhab Ahmad bin Hanbal ini. Anas meriwayatkan secara marfu’ bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca surat Yasin di kuburan, maka pada hari itu Allah akan meringankan derita penghuninya dan ia akan mendapatkan kebaikan”. Dan telah Shahih pula dari Ibnu Umar bahwasanya ia berwasiat agar apabila dikuburkan dibacakan padanya permulaan dan akhir surat Al Baqarah. Oleh karena itu Imam Ahmad rujuk dari fatwanya yang memakruhkan membaca Al Qur’an di kuburan.Demikian dikatakan Abu Bakar Al Khallal.Pernyataannya itu didasarkan atas kepada satu peristiwa di mana suatu ketika ada orang buta membaca Al Qur’an di kuburan, Imam Ahmad pun melarangnya.Maka berkatalah Imam Muhammad bin Qudamah Al Jauhari kepada Imam Ahmad: “Wahai Abu Abdillah, bagaimanakah pendapat anda tentang Mubasysyir Al Halabi?”Imam Ahmad menjawab: “Dia Rawi yang tsiqat”. Al Jauhari berkata: “Mubasysyirmengabarkan kepadaku dari ayahnya bahwasanya ia berwasiat apabila telah dikuburkan agar dibacakan permulaan dan akhir surat Al Baqarah dan ia mengatakan: “Aku mendengar bahwa Ibnu Umar pernah berwasiat seperti itu”. Maka ketika itu berkatalah Imam Ahmad: “Kembalilah engkau ke kuburan dan katakan kepada orang buta tadi agar kembali membacaAl Qur’an”. Al Khalla berkata: “Dalam Madzhab Hanbali hanya ada satupendapat yaitu bahwa membaca Al Qur’an di kuburan itu tidak makruh”. (Al Mubdi Syarh Al Muqni’ karya Al Imam Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abdillah bin Muhammad bin Muflih Juz 2 halaman 487. Lihat pula Tahqiq Al Amal karya As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani, halaman 48)
 
Hadis tentang wasiat Ibnu Umar ini diriwayatkan pula oleh Al Baihaqi dalamAs Sunan Al Kubra sebagai berikut:
 
أَخْبَرَنَاأَبُوعَبْدِاللَّهِالْحَافِظُحَدَّثَنَاأَبُوالْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُبْنُيَعْقُوبَحَدَّثَنَاالْعَبَّاسُبْنُمُحَمَّدٍقَالَ : سَأَلْتُيَحْيَىبْنَمَعِينٍعَنِالْقِرَاءَةِعِنْدَالْقَبْرِفَقَالَحَدَّثَنَامُبَشِّرُبْنُإِسْمَاعِيلَالْحَلَبِىُّعَنْعَبْدِالرَّحَمْنِبْنِالْعَلاَءَبْنِاللَّجْلاَجِعَنْأَبِيهِأَنَّهُقَالَلِبَنِيهِ : إِذَاأَدْخَلْتُمُونِىقَبْرِىفَضَعُونِىفِىاللَّحْدِوَقُولُوابِاسْمِاللَّهِوَعَلَىسُنَّةِرَسُولِاللَّهِ -صلىاللهعليهوسلم- وَسُنُّواعَلَىَّالتُّرَابَسَنًّاوَاقْرَءُواعِنْدَرَأْسِىأَوَّلَالْبَقَرَةِوَخَاتِمَتَهَافَإِنِّىرَأَيْتُابْنَعُمَرَيَسْتَحِبُّذَلِكَ.
 
Al Abbas bin Muhammad berkata: “Aku bertanya kepada Yahya bin Ma’in tentang membaca Al Qur’an di kuburan, maka beliau berkata: “Telah menceritakan kepadaku Mubasysyir bin Isa’il Al Halaby dari Abdurrahman bin Al Ala bin Al Lajlaj dari ayahnya bahwa ia berkata kepada anaknya: “Bila kalian memasukkan aku ke dalam kuburku, letakkanlah aku di liang lahat dan bacalah Bismillah Wa ‘ala millati Rasulillah –shallallahu alaihi wasallam– dan ratakanlah tanah atasku lalu bacakanlah di kepalaku permulaan dan akhir surat Al Baqarah karena aku melihat Ibnu Umar menyukai itu” (As Sunan Al Kubra karya Al Hafizh Al Baihaqi Juz 4 halaman 93 Hadis nomor 7068).
 
Menurut Ulama senior Madzhab Hanbali ini Hadis tentang wasiat Ibnu Umar agar dibacakan Al Qur’an di kuburannya itu adalah Shahih.Bahkan murid Ibnu Taimiyah sendiri yaitu Ibnul Qayyim mengamalkan isinya sebagaimana dalam kitabnya Ar Ruh halaman 18 terbitan Dar El Fikr tahun 1425 H. Lihat pula dalam Khulashah Al Ahkam Fi Qawa’id As Sunan Wa Qawa’id Al Islam dikatakan bahwa Isnad Hadis ini  adalah Hasan.
 
Tetapi setelah sekian ratus tahun sejumlah orang menilai Hadis ini Dha’if di antaranya Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam kitabnya Ahkam Al Jana’iz. Nah, silahkan pilih apakah ketetapan para Imam danHuffazh Hadis yang memiliki hafalan ratusan ribu Hadis ataukah ketetapan Ulama sekarang yang tak menghafal barang seribu Hadis pun. Hasbunallah.
 
Syarif Rahmat RA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar