Sejumlah
sahabat menanyakan kepada kami; bagaimana caranya kita mengembalikan
orang-orang yang sudah terlanjur terbawa oleh aliran baru yang suka merasa
benar sendiri dan menghukumi Bid’ah kepada selain mereka ? untuk menjawab
pertanyaan ini cukuplah buat kita cerita Syekh Muhammad bin Isma’il An nabhani
berkenaan dengan seorang Ulama besar
bernama Syekh Thahir Sunbul Al Hanafi bin Al Allamah Syekh Muhammad Sunbul Asy
Syafi’i. Syekh ini menyusun sebuah kitab berjudul “Al Intishar Li Al Auliya Al
Abrar”. Kepada An nabhani Ulama ini berkata:
لعل الله ينفع به من لم تدخل بدعة
النجدي في قلبه. واما من دخلت في قلبه فلا يرجى فلاحه لحديث البخاري: يمرقون من
الدين ثم لا يعودون فيه.
Artinya:
“Semoga saja Allah berkenan memberikan manfaat kitab ini bagi orang yang belum
terkena bid’ahnya (Muhammad bin Abdul Wahhab) orang Najd itu. Adapun yang
hatinya telah dimasuki bid’ah orang tersebut, maka tiadalah akan dapat
diharapkan ada manfaatnya karena (Nabi Muhammad SAW sendiri telah bersabda)
sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Al Bukhari: “Mereka meluncur dari
agama kemudian tak akan kembali lagi”
(Lihat Syawahidul Haq Fi Al Istighatsah Bisayyidil Khalq halaman 68).
Hadis
yang dikutip itu selengkapnya berbunyi:
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ
الْخُدْرِىِّ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « يَخْرُجُ
نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ
، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، ثُمَّ لاَ
يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ » . قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ
. قَالَ « سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ » . أَوْ قَالَ « التَّسْبِيدُ » . (رواه
البخاري)
Artinya: Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Kelak akan keluar sekelompok orang dari arah timur (sebelah timur kota
Madinah, pen) yang membaca Al Qur’an namun tidak melewati kerongkongannya.
Mereka melesat dari Agama Islam sebagaimana
panah melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali lagi ke dalam
Agama sampai anak panah itu dapat kembali ke busurnya”. Lalu ada yg bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah ganda
tanda mereka?”. Rasulullah SAW bersabda: “Ciri ciri mereka adalah menggundul rambut
Kepalanya” (Shahih Al Bukhrai Juz 4 halaman 311).
Sungguh orang orang yang sudah
terjebak oleh faham ini akan sulit menerima fatwa atau nasehat Ulama manapun
karena hati mereka telah dipenuhi oleh perasaan benar sendiri. Barangkali ini
pula yang menyebabkan Syekh Muhammad Bakhit Al Hanafi Al Muthi’I mengingatkan
kaum Muslimin dalam kitabnya “Tathirul Fu’adMin Danasil I’tiqad” (Membersihkan
Hati dari Keyakinan Yang Kotor):
وهذاالفريق قد ابتلي المسلمون بكثير منهم
سلفا وخلفا فكانواوصمة وثلمة في المسلمين وعضوافاسدا يجب قطعه حتى لا يعدى الباقي
فهو كالمجذوم يجب الفرار منه فانهم فريق يلعبون بدينهم يذمون العلماء سلفا وخلفا ويقولون انهم غير
معصومين فلا ينبغي تقليدهم..
Artinya: Aliran (Wahhabi) ini telah
banyak melukai ummat Islam baik Salaf
maupun Khalaf. Mereka itu bagiakan cacat dan cela di tubuh ummat Islam serta tak
ubahnya anggota badan yang rusak yang harus diamputasi agar tak menular ke
bagian tubuh yang lain. Maka dia itu tak ubahnya seperti orang Kolera yang
mengharuskan orang menjauh darinya, lantaran mereka itu orang orang yang
mempermainkan Agama. Mereka mencela para Ulama baik Salaf maupun Khalaf dan
mengatakan “Ulama itu kan tidak terpelihara dari kesalahan, maka tidak patut
mengikuti mereka…”. (Lihat kitab Risalatu Ahlis Sunnah Wal Jama’ah karya KH
Hasyuim Asy’ari yang dikumpulkan Isham Hadziq halaman 10).
Merenungkan pesan Rasulullah SAW dan
para Ulama di atas, sungguh nampaknya kami tidak mengetahui obat penyembuh bagi
anak-anak yang sudah “masuk” dan “terjebak” dalam lingkrana aliran tersebut.
Satu-satunya cara adalah kitamembentengi anak-anak kita yang belum terbawa agar
jangan mendekat atau menghampiri mereka baik melalui buku-buku, pertemuan
ataupun media lainnya yang gencar mereka suarakan. Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar