http://malaysfreecommunities.webs.com/allah%20muhammad.JPG

Senin, 31 Desember 2012

tidak ada lagi agama


مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (الفتح:29)
 
Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al Fath: 29)
 
Agama adalah akhlak; bukan orang beragama orang yang tidak berakhlak.  Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak. Ditanamnya Aqidah, disemainya amal ibadah adalah dalam rangka bercocok tanam akhlakul karimah. Rasulullah SAW bersabda:
 
 إِنَّمَا بُعِثْت لِأُتَمِّم مَكَارِمَ  الْأَخْلَاق   (رواه الامام احمد والبخاري في الادب المفرد والحاكم)
 
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR Ahmad, Al Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad dan Al Hakim)
 
Ukuran kesempurnaan iman seseorang ditampakkan melalui tampilan akhlak; baik akhlaknya menandakan dalam keimanannya, rendah akhlak seseorang mencerminkan rendahnya iman dalam dirinya.
 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». (رواه ابو داود والترمذي)
 
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
 
Bagi manusia yang berakhlak baik akan mendapatkan penghargaan khusus di akhirat kelak. Dalam sebuah hadis disebutkan:
 
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَحَبِّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّى مَجْلِساً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». فَسَكَتَ الْقَوْمُ فَأَعَادَهَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثاً قَالَ الْقَوْمُ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « أَحْسَنُكُمْ خُلُقاً ». (رواه احمد)
 
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Maukah kalian aku beritahu siapa di antara kamu orang yang paling aku cintai di dunia ini dan paling dekat tempatnya denganku di dalam Surga?”. Orang-orang yang mendengar semuanya terdiam hingga beliau mengulanginya dua atau tiga kali. Lalu barulah mereka menjawab: “Ya kami mau, wahai Rasulullah”. Beliau lalu bersabda; “orang yang paling aku cintai di dunia ini dan paling dekat tempatnya denganku di dalam Surga adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu”. (HR Ahmad)
 
Jadi Aqidah itu ibarat benih, ibadah laksana pohon yang subur sedangkan akhlak bagaikan buahnya. Orang yang beragama namun tidak berakhlak, bagaikan pohon tak berbuah. Apa yang hendak dilakukan sang petani manakala ia menanam pohon lalu menyiraminya setiap hari dan memberinya pupuk serta merawatnya berhati-hati, namun pohon itu tak kunjung berbuah? Tentu ia akan menebangnya dan mencampakkannya di bak sampah.  Perhatikanlah olehmu akan tanaman para Nabi sebagaimana disampaikan ayat di atas. Alangkah senangnya Rasulullah SAW sebagai penanam bila suatu ketika ummatnya yang merupakan benih benih hasil semaiannya tumbuh subur dengan akidah yang kokoh, ibadah yang banyak bertaburkan buah akhlak yang berguna bagi kehidupan sesamanya.
 
Sungguh menyedihkan, kini agama justru dijadikan alat justifikasi kekerasan, landasan peperangan dan ladang permusuhan. Ketika akhlak tak ada lagi dalam kehidupan para pemeluk agama, bisa jadi sesungguhnya mereka telah menempuh jalan menuju peniadaan agama. Bukankah Islam diluncurkan guna menciptakan kedamaian? Hasbunallah.
 
Hasbunallah
KH Syarif Rahmat RA, SQ, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar